Selanjutnya Murniati juga mengatakan yang membedakan SMAS Bhaktyarsa Maumere dengan sekolah lainnya adalah dengan menyiapkan Muatan Lokal (Mulok) Metodologi yang mendasari peserta didiknya untuk menyajikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) sesuai dengan yang seharusnya.
Karena menurut dia, jika hanya menghasilkan Karya Tulis Ilmiah saja, sekolah lain pun sudah melakukannya.
“Saya juga mengapresiasi lembaga ini, karena menyiapkan Mulok Metodologi. Karena kalau hanya menghasilkan Karya Tulis Ilmiah, sekarang hampir semua sekolah melakukan kegiatan ini. Bedanya adalah rumah kita ini telah menyiapkan Metodologi Penelitian yang mendasari agar kalian bisa melakukan kegiatan ini sesuai dengan yang seharusnya,” kata Murniati.
Baca Juga:
Merasa Dibohongi, Marsel Isak Tak Terima Tempat Usahanya Ditutup
Hal menarik lainnya yang belum tentu dilakukan di sekolah lain lanjut Murniati menuturkan, SMAS Bhaktyarsa Maumere memiliki tim untuk memastikan bahwa hasil Karya Tulis Ilmiah peserta didiknya tidak dihasilkan dari hasil plagiat.
Dalam kesempatan tersebut, Murniati juga menyampaikan apresiasi kepada para pendidik dan tenaga kependidikan SMAS Bhaktyarsa Maumere atas semangat mereka dalam membimbing peserta didiknya.
Dikatakan Murniati, saat ini hanya ada tiga tuntutan yang bisa menjadikan peserta didik berkompetisi yakni, menguasai literasi, menguasai numerasi dan berkarakter.
Baca Juga:
2 Tahun Tunggak, Pemda Sikka Cabut Persetujuan Sewa Lahan Tugu Tsunami
Karena itu Murniati berpesan kepada Peserta Didik SMAS Bhaktyarsa Maumere untuk terus berkompetisi secara positif meski kompetisi secara positif itu butuh energi, butuh waktu, dan butuh kompetensi. [frs]