Ngada-NTT.WahanaNews.co| Kabupaten Ngada akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Festival Gerakan Kebudayaan Nasional atau yang sering disebut GAYAIN.
Bahkan Ngada menjadi Kabupaten pertama yang dipiliih Kementerian Kebudayaan RI sebelum Aceh dan Makassar.
Baca Juga:
Festival Budaya Ngada GAYAIN 2025, dari Lomba Videografi, Stand up Comedy hingga Musik Rakyat, Rebut Hadiah Jutaan Rupiah
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada, Elisius Kletus Watungadha. (Foto: Frans Dhena)
“Sebagai penyelenggara perdana ini menjadi tantangan sekaligus kehormatan bagi Kabupaten Ngada untuk memberikan contoh bagi dua Kabupaten lainnya,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngada, Elisius Kletus Watungadha dalam keterangannya saat konperensi pers di ruang rapat Bupati Ngada, Rabu (24/9/25).
Baca Juga:
Siap Jadi Tuan Rumah Etape Tour de NTT 2025, Joni Watu: Momentum Promosi Ngada kepada Dunia
Elisius menuturkan, Festival GAYAIN ini akan berlangsung pada 27 September hingga 1 Oktober 2025, terpusat di lapangan Kartini Bajawa.
Festival GAYAIN merupakan program Kementerian Kebudayaan RI yang hanya dipilih tiga Kabupaten di Indonesia yakni, Ngada, Aceh dan Makassar.
Dari ketiganya lanjut Elisius, Ngada menjadi kabupaten pertama yang menyenggarakan Festival ini, sebagai bentuk apresiasi atas konsistensi kerja-kerja kebudayaan yang terus dijalankan di Kabupaten Ngada.
Ia menambahkan, Festival ini direncanakan akan dihadiri oleh Menteri dan/atau Wakil Menteri Kebudayaan RI, bersama Tokoh Nasional dan daerah.
Elisius menjelaskan, rangkaian acara akan menghadirkan berbagai perlombaan bertema Budaya yang sebagiannya sudah mulai dilakukan dan akan dilaksanakan secara daring maupun luring meliputi lomba videografi, lomba fotografi, stand up comedy.
Ketiga lomba ini lanjut dia, sudah mulai berlangsung secara online sejak bulan Agustus. Peserta lomba mendaftar dan mengirimkan hasil melalui link yang disediakan oleh panitia, ujar Elisius.
Untuk lomba lainnya seperti; Konten Kreator, Karnaval dengan tema Bajawa Kota Bunga dan Daur Ulang Sampah Plastik, Musik Rakyat, Teater dan lomba Band akan berlangsung pada hari Festival, tambah Elisius.
Selain itu ujar Elisius, sebelum kegiatan puncak ditanggal 27 September 2025 ada beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain, Workshop Seniman dan Lokakarya Tata Kelola Festival.
Menurut dia, kegiatan ini penting dilakukan pada pra kegiatan untuk memberikan edukasi kepada setiap penyelenggara kegiatan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia pengelola festival.
Sehingga kata Elisius, festival tidak hanya dijalankan sebatas seremoni dan euforia belaka, melainkan lebih pada edukasi pemahaman, gotong royong disetiap pelaksanaannya.

Diawali dengan Karnaval
Lebih lanjut Elisius bilang, dalam pembukaan pelaksanaan Festival GAYAIN di tanggal 27 September, akan diawali dengan Karnaval dalam tema yang sudah ditentukan dan diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat dengan rentang usia 15-60 tahun.
Acara dilanjutkan dengan Pagelaran Budaya, dan Perlombaan.
Selain kegiatan yang dilombakan, festival juga akan berlangsung dengan kegiatan edukasi menarik lainnya yakni, Dialog Budaya yang digelar di Desa Beiwali, sebagai salah satu rangkaian penting dalam kegiatan ini, pungkas Elisius.
Ada juga kegiatan Napak Tilas Jejak Sejarah Kota Bajawa. Kegiatan ini kata dia, akan mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Kota Bajawa seperti RSPD Ngada, Tangsi Polisi, Penjara lama, Gereja MBC dan lainnya.
Festival ini lanjut dia, diselenggarakan bersamaan dengan peringatan Hari Komedi Nasional yang jatuh pada tanggal 27 September setiap tahun.
Ditutup dengan Pesta Pangan Lokal
Lebih lanjut Elisius menjelaskan, pada penutupan di tanggal 1 Oktober 2025, akan digelar Pesta Pangan Lokal yang melibatkan msyarakat dari berbagai desa/kelurahan se-Kabupaten Ngada.
Seluruh rangkaian Festival GAYAIN ini ketus Elisius, akan dilaksanakan dalam bingkai Festival Budaya Ngada 2025, dengan menjadikannya momentum penting bagi Kabupaten Ngada dalam mempertegas identitas kebudayaan sekaligus membangun ruang kreasi, inovasi, dan persaudaraan, tutup Elisius Kletus Watungadha. [frs]