Nantinya kata Jane, bantuan modal UMKM mama mama ini disalurkan ke rekening kelompok harus dengan 2 specimen (tanda tangan), tidak ke rekening ketua kelompok seorang. Tentunya kata Jane, kelompok UMKM ini akan diidentifikasi dan didampingi sehingga kelompok usahanya bisa berkembang dan memberi manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Dalam kesempatan tersebut Jane Natalia juga menyampaikan sejumlah program yang akan dilakukan Paket Ansi-Jane bila terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2024-2029.
Baca Juga:
Solid Menangkan ROMANTIS dan ANSI-JANE, PDI Perjuangan Sikka Gelar Rakercabsus
Diantaranya penguatan pada sektor pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan (tangkap), tata niaga perdagangan, infrastruktur jalan dan jembatan, serta kesehatan ibu dan anak dan pemberdayaan ekonomi.
Khusus untuk kesehatan ibu dan anak, Jane memperkenalkan program andalannya yakni NTT Pertiwi. Sebagai aktivis perempuan yang sudah 10 tahun berkecimpung di NTT, Jane sangat mengenal betul tentang keadaan kesehatan ibu dan anak di NTT.
Diantaranya; prevalensi stunting yang masih tinggi akibat dari kurang optimalnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. Melalui NTT Pertiwi kata Jane, nantinya intervensi anggaran akan diberikan langsung kepada kader Posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Baca Juga:
Tak Ingin Ada Kelompoknisasi, Paket SIAGA Pastikan Ubah Cara Berpolitik NTT
Dari evaluasinya, selama ini anggaran untuk insentif kader Posyandu sangat minim. Itu pun realisasinya per tiga bulan, bahkan ada yang setahun baru direalisasi. Kondisi tersebut menurut Jane, sangat tidak sebanding dengan tanggungjawab yang harus diemban kader Posyandu.
“Kita harus apresiasi para kader Posyandu. Mereka rela berkorban menjalankan tugas demi ibu dan anak di NTT selama berbulan bulan meski telat dibayar. Mereka ini pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya. Semestinya, kader-kader partai politik belajar dari kader Posyandu,” ungkap Jane yang disambut riuh tepuk tangan warga.
Jane menuturkan, selama 10 tahun di NTT, ia mencoba membiayai tambahan insentif kader di salah satu posyandu sebesar Rp.750 ribu/bulan selama 6 bulan. Dari kalkulasi nya, intervensi anggaran khusus untuk kader Posyandu di NTT sebesar Rp. 22 miliar.