NTT.WahanaNews.co| NTT Pertiwi menjadi salah satu Program Unggulan dari Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto (Ansi-Jane).
Melalui NTT Pertiwi Ansi-Jane berkomitmen menjadikan kaum perempuan di NTT lebih sejahtera. Salah satunya dengan UMKM Mama-Mama.
Baca Juga:
Solid Menangkan ROMANTIS dan ANSI-JANE, PDI Perjuangan Sikka Gelar Rakercabsus
Hal ini diungkapkan Jane Natalia Suryanto, Calon Wakil Gubernur NTT dalam tatap mukanya bersama ratusan warga di Lapangan Pasar, Dusun Lekeba’i, Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, Minggu 29/09/2024.
Jane menggambarkan, dari evaluasinya perempuan di NTT selalu diperhadapkan pada urusan pinjam-meminjam uang, terutama praktek pinjam meminjam uang pada lembaga keuangan mikro seperti koperasi harian.
“Kalau ada kebutuhan rumah tangga yang mendesak, kebanyakan mama mama yang disuruh cari pinjaman. Giliran ditagih, nanti mama mama juga yang disuruh berhadapan dengan tukang tagih,” ungkap Jane.
Baca Juga:
Tak Ingin Ada Kelompoknisasi, Paket SIAGA Pastikan Ubah Cara Berpolitik NTT
Alasan fokus membentuk UMKM khusus mama mama, lantaran sebagai ibu rumah tangga, mama mama tentunya lebih piawai mengurus tata kelola keuangan keluarga.
“Minta maaf bapa bapa. Kalau UMKM bapa bapa itu kekuatiran nanti modal UMKM habis di rokok dan moke. Bukannya bapak bapak tidak penting, nant ada program pemberdayaan nya juga. Tetapi NTT Pertiwi ini khusus untuk mama mama,” imbuh Jane.
Nantinya kata Jane, bantuan modal UMKM mama mama ini disalurkan ke rekening kelompok harus dengan 2 specimen (tanda tangan), tidak ke rekening ketua kelompok seorang. Tentunya kata Jane, kelompok UMKM ini akan diidentifikasi dan didampingi sehingga kelompok usahanya bisa berkembang dan memberi manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Dalam kesempatan tersebut Jane Natalia juga menyampaikan sejumlah program yang akan dilakukan Paket Ansi-Jane bila terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2024-2029.
Diantaranya penguatan pada sektor pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan (tangkap), tata niaga perdagangan, infrastruktur jalan dan jembatan, serta kesehatan ibu dan anak dan pemberdayaan ekonomi.
Khusus untuk kesehatan ibu dan anak, Jane memperkenalkan program andalannya yakni NTT Pertiwi. Sebagai aktivis perempuan yang sudah 10 tahun berkecimpung di NTT, Jane sangat mengenal betul tentang keadaan kesehatan ibu dan anak di NTT.
Diantaranya; prevalensi stunting yang masih tinggi akibat dari kurang optimalnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. Melalui NTT Pertiwi kata Jane, nantinya intervensi anggaran akan diberikan langsung kepada kader Posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Dari evaluasinya, selama ini anggaran untuk insentif kader Posyandu sangat minim. Itu pun realisasinya per tiga bulan, bahkan ada yang setahun baru direalisasi. Kondisi tersebut menurut Jane, sangat tidak sebanding dengan tanggungjawab yang harus diemban kader Posyandu.
“Kita harus apresiasi para kader Posyandu. Mereka rela berkorban menjalankan tugas demi ibu dan anak di NTT selama berbulan bulan meski telat dibayar. Mereka ini pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya. Semestinya, kader-kader partai politik belajar dari kader Posyandu,” ungkap Jane yang disambut riuh tepuk tangan warga.
Jane menuturkan, selama 10 tahun di NTT, ia mencoba membiayai tambahan insentif kader di salah satu posyandu sebesar Rp.750 ribu/bulan selama 6 bulan. Dari kalkulasi nya, intervensi anggaran khusus untuk kader Posyandu di NTT sebesar Rp. 22 miliar.
“Angka ini kecil untuk skoop NTT. Nantinya anggaran ini akan didistribusikan langsung ke rekening masing-masing kader Posyandu. Harapannya, dengan adanya intervensi anggaran ini sedikit tidaknya bisa membantu kader-kader Posyandu kita sebagai ujung tombak di lapangan,” pungkasnya. [frs]