WahanaNews-NTT | 35 Anggota DPRD Sikka diduga menghabiskan dana senilai 600-an Juta Rupiah untuk melakukan Kaji Banding di DKI Jakarta, Kota Madya Bekasi, Kota Madya Kupang, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Klungkung.
Dana sebesar itu ternyata bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sikka.
Baca Juga:
Mulia Profesi 'Umar Bakrie' Nasibmu Hanyalah "Mimpi"
Perjalanan untuk melakukan Kaji Banding 35 Anggota DPRD bersama para pendamping ini terjadi, Selasa (09/08/2022) di Maumere.
Informasi yang diperoleh, Kaji Banding tersebut dilaksanakan hingga Sabtu, 13 Agustus 2022.
Salah seorang warga masyarakat asal Kelurahan Waioti yang mengaku bernama Abdulah (45) mengomentari bahwa perjalanan Kaji Banding yang dilakukan oleh 35 Anggota DPRD Sikka bersama para pendamping dinilai menghambur-hamburkan uang rakyat.
Baca Juga:
Cukup Bukti Penyidik Polres Sikka Jangan "Ewuh Pakewuh" Tersangkakan Manager Obor Mas
Menurut Abdulah bahwa Kaji Banding yang dilakukan oleh Anggota DPRD sudah sering terjadi namun setiap melakukan Kaji Banding tidak memberikan dampak bagi warga masyarakat Kabupaten Sikka.
Abdulah bahkan kaget ketika mendengar adanya uang saku senilai kurang lebih Rp. 10 juta per orang diluar tiket.
Dia menambahkan, untuk satu kali perjalanan 35 anggota DPRD bersama para pendamping diduga dapat menghabiskan dana senilai 600-an juta rupiah..
Lagi-lagi Abdulah meragukan hasil kaji banding yang dilakukan oleh 35 Anggota DPRD Sikka kali ini tidak berdampak bagi masyarakat.
"Setiap kali perjalanan Anggota DPRD keluar daerah terutama melakukan Kaji Banding tidak pernah memberikan dampak bagi masyarakat, padahal setiap perjalanan anggota DPRD keluar daerah itu dananya bersumber dari PAD Kabupaten Sikka," ungkap Abdulah kesal.
Terkait dengan perjalanan 35 anggota DPRD Sikka dan para pendamping itu dibenarkan oleh Sekretaris DPRD Sikka, Heriantje Sadipun.
Kepada media ini, Heriantje mengatakan bahwa perjalanan 35 anggota DPRD Sikka bersama para pendamping menghabiskan dana sekitar 400-an juta di luar tiket.
Jika dirincikan, uang saku bagi 35 anggota DPRD itu Rp.10 juta per anggota, maka dari uang saku tersebut menghabiskan dana senilai Rp. 350 juta di luar tiket, belum terhitung uang saku dan tiket bagi para pendamping, sehingga diperkirakan menghabiskan dana sedikitnya 500 juta lebih.
Heriantje juga menyampaikan bahwa perjalanan Kaji Banding tersebut dibagi dalam tiga (3) Komisi, masing-masing, Komisi 1 di Provinsi DKI Jakarta dengan materi Penyelenggaraan Mall Pelayanan Publik, Komisi 2 di Kota Madya Bekasi dan Kota Madya Kupang dengan materi Pengelolaan Sampah, sedangkan untuk Komisi 3 di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Klungkung dengan materi Kurikulum Pendidikan Berbasis Lokal.
"Kegiatan Kaji Banding DPRD dilakukan oleh tiga (3) Komisi dengan tempat dan materi yang berbeda," ujar Heriantje.
Terhadap Kaji Banding 35 Anggota DPRD Sikka dan para pendamping ini mendapat kritikan pedas dari salah seorang pakar hukum yang juga adalah Dosen Ubaya, Marianus Gaharpung, SH.MH.
Pakar Hukum dan Dosen Ubaya - Marinus Gaharpung, SH.MH
Marianus menjelaskan bahwa Dana untuk 35 anggota DPRD Sikka dan para pendamping yang menghabiskan ratusan juta itu dinilai tidak rasional, apalagi setiap anggota DPRD mendapatkan uang tambahan diluar tiket senilai 10 juta per orang.
Marianus menilai bahwa dana untuk melakukan Kaji Banding itu sangat besar sembari menyampaikan 2 alasannya bahwa pertama, pergi kesana untuk apa dan hasilnya bagaimana kita belum tahu.
"Kesana pun kita tidak perlu bawa uang, kalau kita mau cari informasi, kita tidak perlu beri uang untuk orang. Jadi bagi saya sangat besar karena apa, kita mau ke Jakarta, Surabaya atau kemana saja itu kita mau mencari informasi di dinas pemerintah, jadi kita tidak perlu bawa mereka uang. Jadi ini uang untuk apa segini besar," ketus Marianus Gaharpung.
Kedua, dalam situasi negara atau daerah yang sulit saat ini dimana DPRD selalu meminta kepada pemerintah untuk melakukan penghematan, namun di satu sisi anggota DPRD malah "berupaya" untuk menghabiskan dana sebesar itu hanya untuk Kaji Banding, bagi Marianus itu sangat tidak masuk akal dan bahkan seperti "menepuk air di dulang kepercik muka sendiri" tutup dia. [frs]