Gaudensia mengakui bahwa selama ini pihaknya tidak pernah menyuruh pulang siswanya karena tidak membayar uang sekolah (iuran komite).
Bahkan hingga saat ini masih ada siswa yang menunggak walaupun sudah menyelesaikan sekolahnya di SDI Hoba.
Baca Juga:
Tak Disangka, Robi Idong Mampu Dongkrak IPM Kabupaten Sikka Jadi Terbaik Kedua di NTT
Sementara itu, salah satu perwakilan orang tua murid, Fransiska mengaku cukup emosi dengan tindakan tersebut yang menurut sepengetahuannya bahwa tidak mungkin guru-guru di SDI Hoba bisa melakukan tindakan seperti itu dengan menyuruh siswa menjual pisang untuk membayar uang sekolah.
Fransiska kecewa dengan tindakan oknum yang seenaknya saja menyebarkan video tersebut melalui akun Youtube dan Facebook tanpa memberitahu dan mencari informasi yang pasti dan jelas, sehingga sekolah dan guru-guru yang dijelek-jelekkan.
“Saya bilang sama kepala sekolah, ibu, kalau ibu biarkan masalah ini berarti sengaja ibu memendamkan segala sesuatu yang jelek dari masyarakat untuk nanti dibangkitkan berbuat jahat pada negara dan terutama pada wilayah kita,” ungkap Fransiska tegas.
Baca Juga:
Jawab Penantian Panjang, Robi Idong Bangun Jalan Pemana-Gunung Sari, Warga Sebut Sosok Pemimpin Hebat
Ia pun sempat meminta untuk mengusut dan menyelesaikan masalah ini hingga tuntas dengan melapor ke pihak yang berwajib, karena diakuinya bahwa dirinya sama sekali tidak mengenal anak yang ada didalam video tersebut. Permintaannya ini pun tidak disetujui oleh Kepala Sekolah.
Untuk diketahui, video viralnya bocah penjual pisang tersebut mengaku bahwa dirinya adalah siswa SDI Hoba saat bocah ini menawarkan pisang yang dijualnya kepada Bupati Sikka Robi Idong dan saat itu Bupati menanyakan asal sekolahnya, dengan lantang anak ini mengaku kalau ia adalah siswa SDI Hoba.
Bupati Sikka lalu meminta Kabag Kesra untuk memfasilitasi bocah yang mengaku siswa kelas 4 SDI Hoba ini agar mengurus semua kebutuhan sekolahnya, dan meminta untuk tidak berjualan lagi karena kebutuhan sekolahnya akan diurus oleh Pemda Sikka.