WahanaNews-NTT │ Kepala Sekolah SDI Hoba Maumere, Maria Gaudensia, S.Pd.SD merasa kesal dengan beredarnya video seorang bocah penjual pisang di Youtube yang mengaku sebagai siswa SDI Hoba.
Kekesalan ini disampaikan Maria Gaudensia saat memberikan klarifikasi kepada wartawan, Rabu (23/02/2022) di sekolahnya. Gaudensia menegaskan bahwa bocah penjual pisang yang viral di Youtube tersebut bukanlah siswanya.
Baca Juga:
Tak Disangka, Robi Idong Mampu Dongkrak IPM Kabupaten Sikka Jadi Terbaik Kedua di NTT
“Anak itu bukan dari Hoba. Kami sudah lihat dan saya sudah kumpulkan anak SD kelas 4 ternyata itu anak bukan dari Hoba,” jelas Gaudensia.
Ia juga menyayangkan sikap dari orang yang memposting video tersebut di akun Youtube tanpa terlebih dahulu mengklarifikasi kebenarannya kepada pihak sekolah.
Lanjutnya mengatakan, pihaknya tidak ingin memperbesar masalah ini dengan melapor kemana-mana, namun mau mencari kebenaran dan meluruskan apa yang terjadi dengan melakukan klarifikasi.
Baca Juga:
Jawab Penantian Panjang, Robi Idong Bangun Jalan Pemana-Gunung Sari, Warga Sebut Sosok Pemimpin Hebat
“Siapa nama dari anak itu, kemudian sebelum menaikkan suatu postingan seperti ini terlebih dahulu diklarifikasi dulu kebenarannya, jangan langsung tiba-tiba kasi naik saja, itu jangan. Jadi harus kami ini tahu betul anak ini dari Hoba, anak ini masalah apa sampai diusir untuk pergi jual pisang dan bayar uang sekolah, apa motivasinya. Jangan sampai dibalik itu ada suruhannya,” beber Gaudensia.
Ia pun menggambarkan bahwa untuk keuangan di sekolah, pihaknya hanya memberlakukan sumbangan Komite sebesar Rp 15 ribu per siswa untuk setiap bulannya.
Karena bersifat sumbangan, ada yang membayar ada juga yang tidak, namun pihaknya tidak mempermasalahkannya.
Gaudensia mengakui bahwa selama ini pihaknya tidak pernah menyuruh pulang siswanya karena tidak membayar uang sekolah (iuran komite).
Bahkan hingga saat ini masih ada siswa yang menunggak walaupun sudah menyelesaikan sekolahnya di SDI Hoba.
Sementara itu, salah satu perwakilan orang tua murid, Fransiska mengaku cukup emosi dengan tindakan tersebut yang menurut sepengetahuannya bahwa tidak mungkin guru-guru di SDI Hoba bisa melakukan tindakan seperti itu dengan menyuruh siswa menjual pisang untuk membayar uang sekolah.
Fransiska kecewa dengan tindakan oknum yang seenaknya saja menyebarkan video tersebut melalui akun Youtube dan Facebook tanpa memberitahu dan mencari informasi yang pasti dan jelas, sehingga sekolah dan guru-guru yang dijelek-jelekkan.
“Saya bilang sama kepala sekolah, ibu, kalau ibu biarkan masalah ini berarti sengaja ibu memendamkan segala sesuatu yang jelek dari masyarakat untuk nanti dibangkitkan berbuat jahat pada negara dan terutama pada wilayah kita,” ungkap Fransiska tegas.
Ia pun sempat meminta untuk mengusut dan menyelesaikan masalah ini hingga tuntas dengan melapor ke pihak yang berwajib, karena diakuinya bahwa dirinya sama sekali tidak mengenal anak yang ada didalam video tersebut. Permintaannya ini pun tidak disetujui oleh Kepala Sekolah.
Untuk diketahui, video viralnya bocah penjual pisang tersebut mengaku bahwa dirinya adalah siswa SDI Hoba saat bocah ini menawarkan pisang yang dijualnya kepada Bupati Sikka Robi Idong dan saat itu Bupati menanyakan asal sekolahnya, dengan lantang anak ini mengaku kalau ia adalah siswa SDI Hoba.
Bupati Sikka lalu meminta Kabag Kesra untuk memfasilitasi bocah yang mengaku siswa kelas 4 SDI Hoba ini agar mengurus semua kebutuhan sekolahnya, dan meminta untuk tidak berjualan lagi karena kebutuhan sekolahnya akan diurus oleh Pemda Sikka.
Video ini lalu menjadi viral dan mengundang reaksi dari pihak sekolah SDI Hoba Maumere.
Informasi yang diterima WahanaNews, video tersebut saat ini ternyata sudah dihapus (takedown) oleh pemilik akunnya dari halaman Youtube. [dny]