Ia juga menampik bahwa yang dimaksudkan dengan mengajak duel tersebut adalah antara Yosef Nong Soni dan Donatus David.
“Kenapa tiap kali sidang, berkata-kata yang tidak pantas begitu, itu memalukan. Kewibawaan daerah ini juga ada, kalau sidang omong lah yang baik-baik. Kenapa suara yang begitu keras sampai speaker-speaker mau pecah.” kata Robi.
Baca Juga:
Tak Disangka, Robi Idong Mampu Dongkrak IPM Kabupaten Sikka Jadi Terbaik Kedua di NTT
Lanjutnya mengatakan, suara besar itu tidak ada manfaat, isi pembicaraan itu yang diperlukan, bukan teriak-teriak seperti itu.
Jadi kalau dia mau teriak-teriak dia rasa geram itu ya berantem saja, supaya dia puas, sembari mengatakan bahwa sebatas itu yang dia sampaikan ke Yosef Nong Soni, lalu ia keluar meninggalkan ruang Paripurna, dan itu sudah di luar sidang, jelas Bupati Robi Idong.
Lebih lanjut Robi Idong menggambarkan, ketika dirinya sudah keluar, ada yang mengejar dan sepertinya hendak menantangnya, sehingga ia pun lantas mengucapkan “kenapa, mau duel” kepada salah satu anggota DPRD Philips Fransiskus.
Baca Juga:
Jawab Penantian Panjang, Robi Idong Bangun Jalan Pemana-Gunung Sari, Warga Sebut Sosok Pemimpin Hebat
“Loh, ini kan urusan David dengan Soni, kenapa kita mau provokasi-provokasi lagi. Saya tidak ada urusan dengan Bapak begitu, dan Soni punya perilaku ini sudah berulang-ulang terhadap Ketua DPRD Kabupaten Sikka,” ungkap Bupati.
Sebagai Kepala Daerah, dirinya merasa malu dengan tindakan tersebut, karena karakter daerah ini mesti ditunjukkan juga lewat perilaku kita dalam persidangan. Itu menggambarkan keterwakilan masyarakat Kabupaten Sikka, masyarakat yang beradab, bukan tidak beradab, tegas Robi Idong.
Dia menambahkan bahwa, ada Tata cara dalam persidangan, sehingga siapapun dia dan dari manapun partainya yang namanya Ketua DPRD mesti harus dihormati. Sehingga menurut dia, kejadian tersebut adalah kesalahpahaman, tutur Robi Idong. [dny]