WahanaNews-NTT | Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo (Robi Idong) menyampaikan bahwa adanya pernyataan anggota DPRD Sikka yang menyebutkan dirinya mengajak duel adalah kesalahpahaman.
Demikian pernyataan Bupati Sikka saat memberikan klarifikasi kepada WahanaNews, Kamis (17/02/2022) petang di kediamannya di lingkar luar.
Baca Juga:
Tak Disangka, Robi Idong Mampu Dongkrak IPM Kabupaten Sikka Jadi Terbaik Kedua di NTT
Robi Idong menjelaskan, bahwa situasi yang terjadi usai Sidang Paripurna dengan agenda Penetapan Reposisi Alat Kelengkapan Dewan, antara dirinya dengan anggota DPRD Sikka merupakan kesalahpahaman.
Ia menjelaskan, kejadian tersebut sebenarnya terjadi diluar agenda sidang, karena saat itu Ketua DPRD Sikka selaku pimpinan sidang sudah menutup sidang.
“Tadi setelah sidang itu ditutup, saudara Sony, anggota DPRD Sikka menyerang dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak etis terhadap pimpinan, dalam hal ini Ketua DPRD Kabupaten Sikka yang juga adalah Sekretaris DPC PDIP yang mana saya Ketuanya, apalagi ini sudah diluar sidang,” jelas Robi Idong.
Baca Juga:
Jawab Penantian Panjang, Robi Idong Bangun Jalan Pemana-Gunung Sari, Warga Sebut Sosok Pemimpin Hebat
Menurut Robi Idong, kata-kata seperti itu sebenarnya tidak pantas untuk dilontarkan oleh seorang anggota DPRD. Robi mengakui bahwa, berdasarkan pengamatannya, hal ini telah dilakukan berulang-ulang kali,” tidak sopan, tidak etis terhadap pimpinan begitu.” ujar Ketua DPC PDIP Kabupaten Sikka ini.
Selain itu kata dia, kita juga telah mempertontonkan sesuatu yang buruk di hadapan Forkompimda, sehingga ia pun marah.
“Saya bilang engkau tiap kali kalau sidang buat sesuatu yang tidak pantas lagi. Kalau berani, David juga siap duel sama engkau, supaya selesai masalah. Saya ajak dia duel dengan David tadi, tetapi dia tidak berani juga,” pungkas Robi Idong.
Ia juga menampik bahwa yang dimaksudkan dengan mengajak duel tersebut adalah antara Yosef Nong Soni dan Donatus David.
“Kenapa tiap kali sidang, berkata-kata yang tidak pantas begitu, itu memalukan. Kewibawaan daerah ini juga ada, kalau sidang omong lah yang baik-baik. Kenapa suara yang begitu keras sampai speaker-speaker mau pecah.” kata Robi.
Lanjutnya mengatakan, suara besar itu tidak ada manfaat, isi pembicaraan itu yang diperlukan, bukan teriak-teriak seperti itu.
Jadi kalau dia mau teriak-teriak dia rasa geram itu ya berantem saja, supaya dia puas, sembari mengatakan bahwa sebatas itu yang dia sampaikan ke Yosef Nong Soni, lalu ia keluar meninggalkan ruang Paripurna, dan itu sudah di luar sidang, jelas Bupati Robi Idong.
Lebih lanjut Robi Idong menggambarkan, ketika dirinya sudah keluar, ada yang mengejar dan sepertinya hendak menantangnya, sehingga ia pun lantas mengucapkan “kenapa, mau duel” kepada salah satu anggota DPRD Philips Fransiskus.
“Loh, ini kan urusan David dengan Soni, kenapa kita mau provokasi-provokasi lagi. Saya tidak ada urusan dengan Bapak begitu, dan Soni punya perilaku ini sudah berulang-ulang terhadap Ketua DPRD Kabupaten Sikka,” ungkap Bupati.
Sebagai Kepala Daerah, dirinya merasa malu dengan tindakan tersebut, karena karakter daerah ini mesti ditunjukkan juga lewat perilaku kita dalam persidangan. Itu menggambarkan keterwakilan masyarakat Kabupaten Sikka, masyarakat yang beradab, bukan tidak beradab, tegas Robi Idong.
Dia menambahkan bahwa, ada Tata cara dalam persidangan, sehingga siapapun dia dan dari manapun partainya yang namanya Ketua DPRD mesti harus dihormati. Sehingga menurut dia, kejadian tersebut adalah kesalahpahaman, tutur Robi Idong. [dny]