WahanaNews-NTT | Pengawas SMA/SMK Kabupaten Sikka, Anjebertus Magnus menyebutkan bahwa SMAS Bhaktyarsa Maumere menjadi pembeda dalam Gerakan Literasi Sekolah dengan menjadikan Metodologi Penelitian sebagai Program Unggulan.
Hal ini disampaikan Anje, usai menghadiri acara pembukaan pelaksanaan ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) bagi peserta didik semester VI angkatan 10 SMAS Bhaktyarsa Maumere, Senin (06/03/2023).
Baca Juga:
Berani, PWI Undang Paslon Pilkada Kota Depok 2024 Debat Terbuka Program Pembangunan
Anje mengatakan, disebut pembeda karena SMAS Bhaktyarsa Maumere menjadikan Program Unggulan ini sebagai bagian dari Mata Pelajaran yang diajarkan di sekolah dan mestinya harus tiru oleh sekolah lain.
“Menjadi pembeda itu, sekolah lain itu ada KTI, tetapi dimuat untuk pelajaran Metodologi Penelitian secara khsusus tidak ada,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, sekolah lain mengintegrasikan Metodologi Penelitian ini sebagai bagian dari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia atau yang lainnya, namun SMAS Bhaktyarsa menjadikan Metodologi Penelitian ini sebagai Mata Pelajaran Muatan Lokal yang berdiri sendiri.
Baca Juga:
Ikut Dalam Rombongan Pertukaran Pelajar ke Philipina, Rila dan Rado Mengaku Bangga, Orangtua: Terima Kasih SMA Bhaktyarsa
Untuk itu, sebagai Pengawas baru Anje memberikan apresiasi kepada SMAS Bhaktyarsa yang mampu menciptakan inovasi-inovasi bagi kemajuan peserta didiknya dalam menerapkan Gerakan Literasi Sekolah ini sembari menyampaikan akan dijadikan referensi bagi sekolah lain.
“Sebagai Pengawas baru hal ini akan dijadikan sebagai referensi untuk mendorong sekolah lain agar menjadikan Metodologi Penelitian ini sebagai Muatan Lokal di sekolah,” sebut Anje menambahkan.
Menurut dia, jika Metodologi Penelitian ini dijadikan sebagai salah satu Mata Pelajaran di sekolah, maka siswa akan lebih maksimal dan punya banyak waktu untuk mempelajarinya ketimbang harus diintegrasikan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia atau yang lainnya.