“Ini adalah perubahan dalam sistem laut yang tidak pernah dipertimbangkan oleh siapa pun sebelumnya,” kata Lovenduski.
Dalam beberapa tahun perang nuklir, efek “Nuclear Nino” akan mengguncang Samudra Pasifik. Ini adalah versi sangat dahsyat dari fenomena yang dikenal sebagai El Nino.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Efek dari perang nuklir AS-Rusia, langit yang gelap akan menyebabkan angin pasat berbalik arah dan air menggenang di Samudra Pasifik bagian timur.
Seperti ketika terjadi El Nino, kekeringan dan hujan lebat dapat melanda banyak bagian dunia selama tujuh tahun, Coupe melaporkan Desember lalu pada pertemuan American Geophysical Union.
Peneliti ketahanan pangan di Institut Studi Luar Angkasa Goddard NASA, Jonas Jagermeyr mengatakan, tim peneliti telah menemukan dampak besar dalam persediaan makanan usai perang nuklir.
Baca Juga:
Usai Puluhan Tentara Ogah Balik Perang ke Gaza, Israel Kalang Kabut
Selama lima tahun, produksi jagung akan turun sebesar 13%, produksi gandum sebesar 11% dan produksi kacang kedelai sebesar 17% . Kabar buruknya ini akan terjadi hampir di seluruh negara yang juga mengalami gagal panen.
Para peneliti tidak secara eksplisit menghitung berapa banyak orang yang akan kelaparan, tetapi mengatakan bahwa kelaparan berikutnya akan lebih buruk daripada yang tercatat dalam sejarah.
"Intinya, perang yang melibatkan kurang dari 1% dari persenjataan nuklir dunia dapat menghancurkan pasokan makanan planet ini," ujar Deepak Ray, peneliti ketahanan pangan di University of Minnesota di St Paul. [dny]