
Ngada-NTT.WahanaNews.co| Kementerian Kebudayaan RI melalui Direktorat Film, Musik dan Seni dan Direktorat Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat menilai Kabupaten Ngada layak untuk menjadi tuan rumah Festival Gayain tahun 2025 bareng Kota Makassar dan Aceh.
Baca Juga:
Art Center Siap Dilaunching, Fasilitas Lengkap untuk Beragam Aktifitas Kreasi
Kabupaten Ngada dinilai layak menjadi tuan rumah Festival Gerakan Kebudayaan Indonesia (Gayain) karena selalu aktif dalam mengangkat dan mengembangkan potensi Budaya Lokal.
Hal ini juga tertuang dalam Visi-Misi Bupati dan Wakil Bupati Ngada dalam program pro rakyat yang fokus pada upaya pemajuan kebudayaan tiga etnis di Ngada.
Demikian pernyataan ini disampaikan Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Ngada, Paschalia Moi ketika dikonfirmasi, Rabu (20/8/25) di Bajawa.
Baca Juga:
Pemda Ngada Gelar Sidang Rancangan Awal RPJMD
Paschalia menjelaskan, Festival ini diinisiatif oleh 2 (dua) Direktorat yakni, Direktorat Film, Musik/Seni dan Seni Direktorat Bina Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kementerian Kebudayaan RI.
Program kegiatan ini, di dukung juga oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur dan Pemerintah Kabupaten Ngada.
Festival akbar ini kata Paschalia, akan melibatkan ribuan peserta dari semua kalangan dengan menghadirkan berbagai pagelaran budaya, pameran UMKM, kompetisi seni/komedi, musik rakyat, penampilan band, workshop seniman hingga pesta pangan lokal yang melibatkan sekitar 50 desa dan panggung serta kreativitas lainnya.
Tahun ini festival dirancang lanjut dia, lebih eksklusif dengan menampilkan panggung utama UCM, melibatkan masyarakat, mahasiswa, masyarakat umum, pelaku seni budaya, stand UMKM serta identifikasi kelompok UMKM prioritas dalam kota seperti, Dekranasda, Tekad dan pelaku usaha lokal lainnya, tandas Paschalia.
Lebih lanjut Paschalia mengungkapkan, pra kegiatan sudah dimulai sejak pekan lalu yakni, penyiapan flyer lomba video pendek, fotografi dan lokakarya tata kelola festival.
Lomba ini tutur Paschalia, menjadi wahana peningkatan SDM generasi muda Ngada dengan fokus pada kompetisi film dengan tema” Desa Bercerita”.
Tema ini lanjut dia, mengutamakan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), pengetahuan tradisional serta kekhasan pangan daerah, ujar Paschalia sembari mengingatkan Panduan Teknis akan dipublikasikan segera.
Paschalia mengatakan, festival ini direncanakan akan dibuka dengan Karnaval Budaya bertema Bunga dan Kampanye Pengurangan Sampah Plastik.
Hal ini ujarnya, mengajak masyarakat Ngada untuk menghidupkan kembali julukan Ngada sebgaia Kota Bunga. “ harapannya, Bajawa menjadi role model pengelolaan sampah plastik dengan kompetisi yang melibatkan sekolah, kampus dan masyarakat umum yang berusia 15 hingga 60 tahun,” ketus Paschalia.
Dalam rangka memperingati Hari Komedi Indonesia tanggal 27 September 2025, Festival Gayain ini juga direncanakan akan menghadirkan lomba komedi bertajuk Stand Up Comedy, beber Paschalia.
Stand Up Comedy ini kata dia, mengusung tema “Keragaman Budaya Ngada” disampaikan dengan beragam dialek lokal, tentunya menggambarkan kekayaan bahasa dan daya kritis masyarakat.
Peserta lomba ini dibuka untuk usia 15 sampai 23 tahun. Ada juga lomba sketsa komedi mirip opera. Diperankan secara berkolompok dengan tema kebudayaan yang akan ditampilkan langsung saat festival, tutur Paschalia menambahkan.
Meski belum dipastikan kapan akan dimulai, namun Pascahalia menyatakan bahwa festival ini bertepatan dengan peringatan Hari Komedi Indonesia.
“Belum dipastikan kapan waktu pembukaannya, tetapi dilaksanakan bertepatan dengan Hari Komedi Indonesia tanggal 27 September 2025. Apakah pembukaannya di tanggal itu, ataukah tanggal itu menjadi acara puncaknya,” pungkas Paschalia.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya tengah melakukan persiapan-persiapan melaui zoom meeting dengan pihak penginisiatif terkait teknis pelaksanaannya.
Ia berharap, Festival Gayain 2025 ini, nantinya bukan hanya sekedar sebagai ajang hiburan semata, namun lebih dari itu dijadikan sebagai moment edukasi budaya, promosi pariwisata, dan penguatan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal, imbuh Paschalia. [frs]