NTT.WahanaNews.co| Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera mengingatkan kepada para Guru Penggerak Kabupaten Sikka Angkatan 9 untuk selalu menjadi “Jalan Tengah” bukan “Tengah Jalan”.
“Bapak ibu juga saya berharap jangan menjadi Guru Penggerak yang “on the way” terus. Sekarang itu lagi trend on the way, tengah jalan. Padahal yang dimaksudkan adalah jalan tengah. Jadi, bapak ibu guru penggerak jangan jadi guru tengah jalan, tapi jadi guru jalan tengah,” ungkap Pj. Bupati Sikka dalam sambutannya ketika membuka kegiatan Lokakarya 7 bagi Calon Guru Penggerak (CGP) Kabupaten Sikka angkatan 9, Sabtu (27/4/2024) di aula Mardiwiyata Maumere.
Baca Juga:
76 CGP Angkatan 10 Gelar Festival Panen Hasil Belajar
Pria yang akrab disapa Alvin Parera ini menekankan pentingnya disiplin dan mencintai pekerjaan. Menurut dia, saat ini masih banyak Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Sikka sebatas menyukai pekerjaannya karena merasa aman. Masih jarang yang mencintai pekerjaannya.
Alvin mengungkapkan, apa yang kita kerjakan mestinya harus selalu membuat orang terkesan, sehingga dari situ kita pasti akan dipercaya. Kehadiran Guru Penggerak seharusnya bisa membuat siswanya berkesan.
Baca Juga:
Visi-Misi Dijadikan Program Kampanye, Pj. Bupati Sikka: Harus Simetris dengan RPJPD
Kepada para guru penggerak Kabupaten Sikka angkatan 9, Alvin Parera menegaskan bahwa menjadi Guru Penggerak bukan karena posisinya, melainkan harus selalu menjadi panutan dan contoh. Ciri orang mencintai itu adalah tertib waktu, tertib membaca, tertib berbicara atau yang lebih kerennya itu Adab.
Alvin kemudian menggambarkan 5 (lima) level kepemimpinan sekaligus menjadi motivasi bagi guru penggerak yakni level 1 adalah Positioning (posisi), level 2 Permission (disenangi), level 3 Production (hasil kerja), level 4 Pupple Development (mengkaderkan orang), dan level 5 Legacy (kepergiannya selalu dirindukan, kedatangannya selalu dinanti).
Lebih lanjut Alvin menegaskan bahwa menjadi pemimpin harus mampu mengkombinasikan antara arogansi dan toleransi. “Jadi pemimpin itu tidak hanya benar, tetapi juga harus baik. Tidak juga hanya baik saja tetapi harus benar. Kalau benar saja arogansi, kalau baik saja toleransi. Maka jadi pemimpin harus mengkombinasi keduanya ini,” pungkasnya.