Di akhir sambutannya, Alvin Parera meminta kepada para Guru Penggerak angkatan 9 untuk memiliki nilai didalam kelas, sekolah dan juga Nian Tana Sikka. “Murid itu harus merasa kehilangan kalau bapak ibu itu tidak ada,” ucapnya.
Baca Juga:
76 CGP Angkatan 10 Gelar Festival Panen Hasil Belajar
Sementara itu, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi NTT, Wirman Kasmayadi dalam sambutannya menyampaikan Program Guru Penggerak sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar episode kelima didesain untuk mempersiapkan guru-guru terbaik untuk menjadi pemimpin pembelajaran.
Melalui aktifitas pembelajaran kata Wirman, aktifitas pembelajaran para kandidat pemimpin pembelajaran masa depan diharapka dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri dan orang lain, pengembangan pembelajaran, manajamen sekolah, serta pengembangan sekolah.
Harapannya ketus Wirman, selain nantinya menjadi pemimpin unggul, juga dapat menjamin mutu pendidikan di Satuan Pendidikan, dimana keberpihakan pada murid selalu menjadi orientasi utama. “Perlu diingat bahwa, selama mengikuti pembelajaran di Program Pendidikan Guru Penggerak, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus menerapkan pengetahuan,” pungkasnya.
Baca Juga:
Visi-Misi Dijadikan Program Kampanye, Pj. Bupati Sikka: Harus Simetris dengan RPJPD
Lebih lanjut Wirman menuturkan, BGP Provinsi NTT mengelola Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) angkatan 9 dalam dua model yakni, PGP Reguler di 21 Kabupaten/Kota dengan jumlah peserta hingga Lokakarya 7 ini sebanyak 1.171 CGP dengan jumlah fasilitator sebanyak 87 orang dan Pengajar Praktik sebanyak 229 orang serta PGP Daerah Khusus (Dasus) di Kabupaten Sumba Tengah dengan jumlah peserta hingga saat ini sebanyak 23 CGP dengan fasilitator Dasus sebanyak 3 orang.
Wirman mengatakan, pendekatan pembelajaran juga tetap menggunakan siklus inkuiri yang syarat dengan refleksi dan praktik langsung. Salah satu rangkaian kegiatan PPGP adalah Lokakarya 7, yaitu Panen Hasil Belajar yang bertujuan;