WahanaNews-NTT | Margaretha Dadin, seorang guru Bahasa Inggris asal Maumere, Kabupaten Sikka menginspirasi kelompoknya dalam Program Guru Penggerak dengan mencoba merubah pandangan negatif dalam persepsi dunia pendidikan.
Baca Juga:
Sekda HSU Adi Lesmana: Program Pendidikan Guru Penggerak Penting untuk Meningkatkan Mutu
Menariknya, Margareta Dadin bersama teman-teman seperjuangannya memberi nama pada kelompok mereka dengan sebutan “RUMPI”.
Menurut guru yang mengajar di SMP Negeri Pruda ini bahwa, banyak orang mengartikan kata RUMPI dengan hal-hal yang negatif, namun bagi dia dan teman-temannya “RUMPI” itu diartikan sebagai ‘Ruang Untuk Membagi Pengalaman dan Ide’.
Dimana lanjut Margaretha, selama ini budaya bullying sangat marak terjadi di sekolah dan melalui program Guru Penggerak ini, dia dan teman-temannya mencoba untuk membudayakan hal-hal yang positif melalui Ruang Untuk Membagi Pengalaman dan Ide yang ia sebut sebagai RUMPI tersebut.
Baca Juga:
76 CGP Angkatan 10 Gelar Festival Panen Hasil Belajar
Lebih lanjut jelas Margaretha, kegiatan lokakarya merupakan satu bagian yang wajib mereka lakukan dalam proses menjadi Guru Penggerak, dan ini sudah mereka lalui selama enam (6) bulan, dan Lokakarya 7 ini menjadi puncak dari seluruh proses tersebut.
“Hari ini merupakan puncak dari program Guru Penggerak. Saat ini Kabupaten Sikka sudah melalui 7 angkatan dalam program ini, dan kami dari 6 (enam) bulan pendidikan, hari ini adalah hari puncak yaitu Festival Panen Raya dari semua yang sudah kami lakukan selama ini,” ungkapnya.