WahanaNews-NTT | Karel Lando, pria yang saat ini berprofesi sebagai Direktur Asia Pasifik pada Perusahaan Italia (Registro Italiano Navale-RINA) memilih untuk keluar dari zona nyamannya demi untuk membangun Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pilihannya untuk berani keluar dari zona nyaman ini memang tidak mudah, lantaran bisa membuatnya menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya.
Baca Juga:
2 Tahun Tunggak, Pemda Sikka Cabut Persetujuan Sewa Lahan Tugu Tsunami
Pria yang lahir di Nida, Watunggere, Lio Utara Ende pada 15 Juli 1965 dengan nama lengkap Ir. Karolus Karni Lando, MBA ini menjatuhkan pilihannya untuk berjuang membangun NTT melalui jalur lain.
Menurut dia, membangun NTT itu tidak mudah apalagi dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Selama ini ada frasa negatif yang mengasosiasikan kondisi NTT yang kemudian berkembang seolah-olah menjadi sebuah stigma. Namun sejatinya stigma tersebut akan hilang dengan sendirinya jika ada sesuatu yang bisa dilahirkan dan menjadikannya luar biasa.
Kondisi inilah yang menantang dirinya untuk berani mengambil sikap dengan meninggalkan zona nyamannya demi meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat NTT dengan cara membagi pengetahuan dan pengalamannya yang selama ini sudah ia gapai ketika menjadi Lead Auditor International (International Register Certificated Auditor-IRCA).
Baca Juga:
Diduga Tak Kantongi Ijin Karantina, Polda NTT dan Polres Rote Ndao Diminta Pastikan Proses Hukum Bagi Pengusaha "Jahil" Perdagangan Sirip Hiu dan Teripang
Keinginan Karel Lando untuk berjuang membangun SDM masyarakat NTT ini tentu saja tidak berlebihan. Tentunya, dengan segudang pengalaman di bidang peningkatan kualitas SDM, dirinya pasti sangat tau dan punya berbagai macam cara untuk membangun dan meningkatkan kompetensi SDM masyarakat NTT.
Ia pun memastikan bahwa, jika kompetensi manusia di NTT ditingkatkan maka pada suatu titik masyarakat NTT boleh berbangga karena memiliki kompetensi SDM yang tinggi dengan pendidikan, keterampilan dan perilaku yang baik. Ketiga kompetensi ini merupakan output dari peningkatan SDM masyarakat sekaligus menjadikan NTT maju.
“Bila NTT ingin maju, maka kompetensi manusia di NTT harus ditingkatkan. Sehingga sebagai guru, sebagai tutor, dan internasional tutor, saya tertantang ingin meningkatkan sumber daya manusia NTT. Sehingga pada suatu titik, sebagai masyarakat NTT kita boleh berbangga karena output masyarakat NTT memiliki kompetensi yang tinggi, dengan pendidikan yang baik, keterampilan yang baik dan perilaku yang baik,” tandasnya.
Karel Lando menjelaskan, untuk bisa beradaptasi dengan baik dalam era revolusi industri 4.0 sangat diperlukan SDM yang berkualitas dan berkompeten. SDM yang baik akan bisa terbentuk melalui proses yang baik pula. Dengan SDM yang berkualitas dan berkompeten, masyarakat akan mampu menjalankan kehidupan secara baik, berkualitas dan mampu bersaing.
Menghadapi era revolusi industri 4.0, dunia diperhadapkan pada percepatan interkoneksi antara manusia, alat dan mesin dalam membangun komunikasi melalui mekanisme Internet Of Thing (IOT). Manusia dituntut bisa beradaptasi sekaligus berkompetensi dalam iklim yang menitikberatkan pada digitalisasi sebagai sarana percepatan pembangunan, tak terkecuali di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Hal inilah yang mendorong Ir. Karolus Karni Lando, MBA alias Karel Lando untuk keluar dari zona nyaman dan memilih “pulang kampung” melalui jalur Legislatif demi mewujudkan keinginannya membangun NTT. Oleh karenanya, menurut pria kelahiran Ende 57 tahun silam ini, sebagus apapun potensi yang dimiliki oleh NTT, sebagus apapun program pemerintah, tidak akan bisa optimal tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang baik.
“NTT boleh punya segalanya, tetapi tidak didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan sia-sia saja,” sebut Karel dalam diskusi bersama sejumlah media di Maumere, Selasa (27/12/2022).
Karel Lando mengatakan, dengan kompetensi yang baik, maka segala potensi yang dimiliki NTT bisa dikelola dengan baik dan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kompetensi yang baik membutuhkan standarisasi.
“Secara umum dalam konteks pelayanan publik, standarisasi adalah hal yang penting. Untuk mencapai pelayanan publik yang optimal, diperlukan standar pelayanan publik yang baik, termasuk dalam dunia industri,” jelas Karel Lando yang adalah orang Indonesia pertama yang mendapat Sertifikat ISO/TS 16949 dari Amerika Serikat ini.
Dia menambahkan, ada 3 standar utama untuk mencapai itu yakni, Standarisasi Personal (Manusia), Standarisasi Produk dan Standarisasi Manajemen.
Dalam manajeman sistem pemerintahan, standarisasi merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan mulai dari tahap perencanaan, analisis, implementasi dan evaluasi. Bila semuanya berjalan baik, maka target pembangunan akan tercapai. Dengan demikian tingkat kepuasan masyarakat juga akan meningkat, pungkasnya. [frs]