Sementara itu, jenazah korban yang berprofesi sebagai guide di Labuan Bajo itu ditemukan dalam gua yang berada di bawah Air Terjun Cunca Wulang.
Mateus Fandi Laswendo (27) dan Engel Tani (29), dua penyelam dari P3KOM Mabar yang menemukan jenazah Yoseph yang terpelungkup di sudut gua.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Setelah 20 meter turun ke lokasi menggunakan tali, mereka menyelam hingga kedalamam 7.5 meter. Di kedalaman itu mereka menemukan sebuah gua bawah air terjun.
Debit air yang besar dan air sungai yang keruh sangat menyulitkan pencarian, sebab visibility (jarak pandang) penyelam hanya 1-2 meter.
Untuk membantu para penyelam, warga mengurangi debit air dengan menutup dan mengalihkan aliran air dari atas air terjun, strategi ini cukup ampuh dalam proses pencarian.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Kebetulan tadi debit air masih besar, maksudnya di air terjun masih besar sekali, dan mereka (penyelam) tidak bisa masuk ke dalam gua atau overhang, ada gua di kedalam 7.5 meter, masuk sekitar 4 sampai 5 meter. Saya dan teman (Mateus Fandi Laswendo) coba masuk dalam gua itu, sekitar 5 menit penyelaman kami sudah temukan korban di dalam sudah tidak bernyawa," kata Engel Tani diamini Mateus Fandi Laswendo saat ditemui di rumah duka di Golokoe Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo.
Engel Tani menjelaskan, ia dan rekannya berjibaku melawan pusaran air di bawah sungai, jarak pandang yang kurang mengharuskan penggunaan senter khusus penyelam.
Engel dan Mateus Fandi Laswendo dengan alat bantu seadanya merangkak masuk dalam overhang, setelah melakukan penyisiran sekitar 15 meter, akhirnya mereka menemukan korban.