Lebih lanjut kata Fendy menguraikan kembali implementasi SKS di SMA Bhaktyarsa Maumere mulai dari proses awal peserta didik masuk mendaftarkan diri, melalui prosedur psikotes, wawancara, pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), kemudian melewati proses di kelas.
Dijelaskan bahwa, SKS tidak mengenal sistem tahan kelas, karena kenaikan kelas otomatis, dan tidak ada ujian semester. Setiap 3 sampai 6 bulan PD boleh mengambil KHS (Raport-Red) sesuai ritme belajar masing-masing.
Baca Juga:
2 Tahun Tunggak, Pemda Sikka Cabut Persetujuan Sewa Lahan Tugu Tsunami
Beban belajar maksimal yang harus ditempuh adalah 266 SKS yang dapat diselesaikan dalam waktu 2 sampai 4 tahun tergantung progres belajar masing-masing peserta didik,” tambah Fendy.
Dalam perkembangannya lanjut Fendy menuturkan, pada tahun pembelajaran 2022/2023, kurikulum kita beralih ke Kurikulum Merdeka untuk elas X yang sebetulnya secara prinsip, rohnya mengadopsi kurikulum SKS.
Fendy menjelaskan, setelah menyelesaikan beban belajar peserta didik jugs melewati proses pengerjaan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Proses KTI diawali dengan pembagian kelompok maksimal 2 orang. Ada yang memili mandiri/sendiri tergantung pilihannya.
Baca Juga:
Diduga Tak Kantongi Ijin Karantina, Polda NTT dan Polres Rote Ndao Diminta Pastikan Proses Hukum Bagi Pengusaha "Jahil" Perdagangan Sirip Hiu dan Teripang
Orang tua/wali peserta didik SMAS Bhaktyarsa lulusan angkatan ke-6 (Foto: Frans Dhena)
“Mereka dibekali tambahan ilmu yakni Muatan Lokal khusus Metodologi Penelitian. Anak-anak kita mulai bergelut dengan KTI sejak awal semester 1 mulai dari pengajuan judul, proposal penelitian, pelaksanaan penelitian sampai pada seminar hasil penelitian,” ujarnya.