Meskipun belum jelas apakah proyek Menara Lonceng ini milik Pemda Sikka atau milik Masyarakat Maumere dan apakah dibangun atas dasar sistim kerjasama pihak ketiga atau oleh Pemda sendiri, Namun Robi Idong sudah meletakan batu pertama tanda dimulainya pekerjaan Menara Lonceng dan sudah meminta sumbangan kesana kemari.
Ini memperlihatkan betapa proyek Menara Lonceng adalah proyek one man show Robi Idong, padahal modal kerja proyek berasal dari Sumbangan Masyarakat. Robi Idong-pun mencoba memancing daya tawar Masyarakat dengan mendeclare bahwa keluarganya menyumbang Rp.100 juta, itupun belum jelas kapan disetor dan disetor ke siapadan asal uang dari mana.
Baca Juga:
Jawab Penantian Panjang, Robi Idong Bangun Jalan Pemana-Gunung Sari, Warga Sebut Sosok Pemimpin Hebat
Robi Idong dan Masyarakat Cq. Uskup Maumere harus duduk sama sama untuk memastikan terlebih dahulu secara transparan dan akuntabel, siapa sebenarnya sebagai pemegang otoritas membangun proyek Menara Lonceng, siapa nanti yang mengotorisasi semua hal dan di mana posisi Pemda Sikka dan Uskup Maumere ditempatkan.
Kerjasama Pihak Ketiga
Baca Juga:
Bupati Sikka Akui Keliru Urus Banyak Hal Termasuk Janji Politik Yang Belum Dipenuhi
Jika Menara Lonceng ini proyek Masyarakat atau Keuskupan Maumere, maka melalui mekanisme peran serta masyarakat, proyek Menara Lonceng ini sepenuhnya dibangun di bawah otoritas Keuskupan Maumere.
Sebaliknya jika dibangun melalui mekanisme kerjasama Pemda Sikka dengan Pihak Ketiga (Keuskupan Maumere), maka Pemda Sikka dan Keuskupan Maumere harus duduk sama-sama untuk merumuskan syarat-syarat kerjasamanya. Inilah yang elok.
Tidak adanya kejelasan tentang siapa penanggung jawab pembangunan proyek Menara Lonceng, siapa yang berhak membentuk panitiannya, dan dari mana sumber dananya, siapa Kontraktor atau pemborong yang mengerjakannya, ini by design agar Robi Idong nisa curi start dan memanipulasi semua kondisi yang ada.