WahanaNews-NTT | Anggota Tim Ahli Badan Narkotika Nasional (BNN), Primus Dorimulu mendesak Kapolres Nagekeo, AKBP Yudha Pranata segera menggelar jumpa pers untuk menjelaskan keberadaan barang bukti berupa narkotika yang disita Maret 2022.
Melansir dari METROPAGINEWS.COM, Primus Dorimulu mengatakan bahwa sebagai kejahatan luar biasa, penanganan narkotika harus transparan sehingga pemusnahan dua paket sabu yang disita harus dilakukan di depan umum dengan mengundang media massa.
Baca Juga:
BNNP Bali Gerebek Narkoba, Oknum Polisi Tertangkap Diserahkan ke Propam
"Sebagai kejahatan luar biasa, penanganan narkotika harus transparan,” kata Primus Dorimulu, anggota Tim Ahli Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam siaran persnya, Jumat (21/04/2023).
Peredaran gelap narkotika harus menjadi musuh bersama dan diperangi bersama-sama. Narkotika sebagai extra ordinary crime harus ditangani dengan luar biasa pula.
Jika tidak ada acara pemusnahan, masyarakat akan bertanya, ke mana barang bukti itu. Apakah masih disimpan, diserahkan ke Polda NTT atau ke Mabes Polri, ataukah dijual? “Kebijakan yang tidak transparan akan memicu syak wasangka, dan itu wajar,” ujar Primus.
Baca Juga:
BNN Provinsi DKI Jakarta Musnahkan 9,4 Kg Narkoba dengan Insinerator
Sebagaimana diberitakan media massa, Polres Nagekeo menangkap pemakai dan pengedar narkoba jenis sabu. Dari tangan dua pelaku, yakni A (46) dan NP (52), Polres Nagekeo menyita sejumlah barang bukti, di antaranya dua paket sabu dan lima unit telepon genggam, dan uang tunai Rp 425.000.
Pada keterangan persnya, Sabtu (26/03/2022), Yudha Pranata menjelaskan, kedua pelaku yang ditangkap adalah pemakai dan pengedar. “Kedua pelaku berinisial A (46) sebagai sopir dan NP (52) sebagai penjual buah di Mbay,” kata Kapolres sebagaimana diberitakan Kantor Berita Antara.
Narkotika yang masuk Mbay, Nagekeo, Flores, NTT umumnya dari jaringan Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel). Terletak di utara Flores, Pelabuhan Marapokot, Mbay, cukup dekat dengan Pelabuhan Makassar, Sulsel. Jalur Makassar-Marapokot adalah jalur perdagangan yang ramai. Sejak masa lalu, pedagang asal Makassar memasuk bahan bangunan dari Makassar dan mengangkut hewan dan hasil bumi lainnya dari Flores lewat Marapokot.