“Harapan saya agar Rana House NTT menjadi pendamping dan menyiapkan atau mencari pelatih-pelatih anyaman untuk mendampingi dan melatih penganyam lokal agar produk anyaman lokal bisa bersaing dan memiliki nilai jual yang tinggi,” ungkapnya.
Baca Juga:
2 Tahun Tunggak, Pemda Sikka Cabut Persetujuan Sewa Lahan Tugu Tsunami
Ketua Umum DPP MUKI, Djaserman Purba, dalam sambutannya membuka webinar menjelaskan bahwa DPP MUKI akan membantu mengangkat potensi daaerah khususnya anyaman. Dia berharapa tiap DPW MUKI dapat melakukan pendampingan bagi pengrajin anyaman.
“Kita perlu mengubah mindset khalayak bahwa NTT itu bukan hanya dikenal tenun ikat saja tapia da juga beragam produk anyaman yang kayak ragamnya,” kata Djaserman.
Dr. Wiyono Adie dari MUKI mengatakan harus ada sinergi antara lembaga dan stakeholder agar kegiatan ini terus berjalan dan siapkan pendampingan untuk para pengrajin. Selain itu peran media juga sangat penting.
Baca Juga:
Diduga Tak Kantongi Ijin Karantina, Polda NTT dan Polres Rote Ndao Diminta Pastikan Proses Hukum Bagi Pengusaha "Jahil" Perdagangan Sirip Hiu dan Teripang
Kearifan Lokal
Nara sumber lainnya adalah Helena Muljanto, Marketing Direktur PT Panen Cipta Kreasi Perkasa Ketika membawakan topik:”Branding dan Kolaborasi untuk Meningkatkan Pemasaran UMKM Pengrajin Anyaman” melihat produk-produk kerajinan anyaman merupakan produk kearifan lokal.
Helena menghargai kearifan lokal tersebut dan diharapkan anak bangsa untuk lebih menghargai karya sendiri.