Dari data dan keterangan yang ditunjukkan kepada media, ternyata ada banyak karyawan Pintu Air yang juga mengakses jenis pinjaman keluarga ini, bahkan hingga ke ke level top manajemen dan pucuk pimpinan yang masih bertanggung jawab untuk pengembalian pinjaman sampai saat ini.
Viktor Nekur selaku kuasa hukum KSP Kopdit Pintu Air menyampaikan sekaligus mengklarifikasi bahwa persoalan itu berawal dari adanya temuan penyalahgunaan keuangan berdasarkan audit internal di tahun 2022 hingga awal 2024.
Baca Juga:
Soal Penahanan Ijazah Karyawan, Kemenkumham Nilai Perlu Regulasi Isi Kekosongan Hukum
Dari temuan-temuan yang ada itu tutur Viktor, selaku pembina hukum menyarankan untuk duduk bersama mencari jalan keluarnya, bahkan hingga bersurat kepada 6 orang karyawan tersebut namun tidak pernah digunakan dengan baik.
“Saya sebagai pembina hukum mulai masuk terlibat mengikuti proses ini bulan Agustus tahun 2023. Dari temuan-temuan yang ada, sebagai pembina hukum saya menyarankan untuk duduk bersama mencari jalan keluarnya. Saya bahkan mengirimkan surat kepada ade-ade ini. Surat yang dikeluarkan dengan menggunakan saya sebagai pembina hukum untuk menjadi fasilitator untuk mencari titik temunya, itu tidak digunakan dengan baik.” terang Viktor.
Lebih lanjut kata Viktor, meski telah diberi ruang untuk duduk bersama demi mencari solusi namun tidak dilakukan, maka pihaknya kemudian mengadukannya kepada Polres Sikka terkait adanya temuan internal tersebut.
Baca Juga:
Nafsu Memuncak Tapi Ditolak, Seorang Pria di Rote Jadi Tersangka Gegara Ramas Payudara dan Kelamin Istri Orang
Atas dasar pengaduan itu ketus Viktor, para pihak termasuk dirinya yang mewakili Kopdit Pintu Air dan juga terlapor (6 karyawan-red) kemudian dimintai klarifikasi oleh Polres Sikka, namun tidak ada titik temu, sehingga ditingkatkan ke proses penyelidikkan.
“Saya mendampingi pengurus untuk membuat laporan. Dari laporan yang kami buat itu ditindak lanjuti dengan penyelidikkan dan penyidikkan,” ujar dia.
Tahapan itu dilalui dan diikuti dengan saksama lanjut Viktor, sembari membuka kembali ruang untuk bisa bertemu dengan 6 orang karyawan itu, tapi itu tidak pernah dilakukan.