“Peningkatan Peran MUI Dan Mewujudkan Moderasi Bergama”.
Ia mengatakan, Moderasi beragama ini dimaksudkan agar Agama itu tidak harus dimoderatkan. Agama itu adalah Kemaslahatan Internal dan antar umat beragama dan juga kemaslahatan kita di daerah Sikka ini, tuturnya.
Baca Juga:
Buka Rakerda MUI Kabupaten Fakfak, Bupati: Majelis Ulama Indonesia adalah Mitra Pemerintah
MUI sebagai corong dan fasilitator umat Islam lanjut Daeng betul-betul membawah umat Islam ke jalan yang benar bukan ke jalan yang sesat. Sehingga, tokoh-tokoh MUI yang akan terpilih menjadi Pengurus yang baru nanti menjadi representasi umat Islam menuju kerahmatan yang alamiah untuk kebaikan bagi semua umat, pungkasnya.
Sementara itu di saat yang sama, Ketua Bidang Hubungan Antar Umat Beragama MUI Provinsi NTT, Muhammad Marhaban mengapresiasi pelaksanaan Musda VIII MUI Sikka ini. Ia mengakui bahwa sejauh yang diamatinya, kegiatan berjalan sangat luar biasa dinamikanya.
“Para peserta yang hadir sangat luar biasa dalam memberikan masukan-masukan terkait dengan program kerja yang disiapkan oleh panitia. Karena itu, saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada peserta rapat pada saat ini,” ungkap mantan Kepala Kantor Agama Kabupaten Alor ini.
Baca Juga:
Rusia Ingin Adopsi Pola Pengkaderan Ulama MUI Bogor
Ia berharap Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Sikka dapat menghasilkan figure-figur yang luar biasa. Menurutnya, bagaimanapun Majelis Ulama itu harus bersinergi dengan pemerintah karena Majelis Ulama ini adalah perpanjangan tangan dari umat Islam dan juga pemerintah.
Itu artinya, lanjut dia Majelis Ulama membawa aspirasi umat Islam kepada pemerintah dan juga sebaliknya membawa aspirasi pemerintah kepada umat Islam, sehingga MUI itu ibarat Kue Bika yang meskipun dibakar api dari atas dan bawah tetapi tidak pernah hangus, tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, pelaksanaan Musda VIII MUI Kabupaten Sikka masih berlangsung dan belum memasuki Proses Pemilihan Ketua Umum MUI Sikka, sehingga belum diketahui siapa yang bakal menjadi Ketua Umumnya. [dny]