WahanaNews-NTT │ Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sikka menggelar Musda VIII bertema “Meningkatkan Peran Ulama Dan Memperluas Wawasan Umat Dalam Penguatan Moderasi Bergama” Minggu (27/03/2022) di aula IKIP Muhammadiyah Maumere.
Musda adalah forum tertinggi di level MUI Daerah, seperti halnya MUI Pusat dengan Musyawarah Nasional (Munas), Musda Kabupaten menjadi ajang pemilihan Ketua Umum MUI Kabupaten Sikka yang baru periode 2022-2026.
Baca Juga:
Buka Rakerda MUI Kabupaten Fakfak, Bupati: Majelis Ulama Indonesia adalah Mitra Pemerintah
Ketua Panitia Pelaksana Musda VIII MUI Kabupaten Sikka, H.M.Daeng Bakir kepada WahanaNews di sela-sela kegiatan mengatakan bahwa, dalam rangka menyiapkan seluruh dokumen-dokumen yang diperlukan dalam kelancaran pelaksanaan Musda ini, sebelumnya telah dilakukan tahapan awal yakni Pra Musda.
“Dalam pelaksanaan Musda hari ini, kita sudah melakukan tahapan awalnya yaitu Pra Musda yang dilaksanakan pada tanggal 25 Maret hari Jumat lalu. Kegiatan ini untuk menyiapkan seluruh dokumen-dokumen yang diperlukan dalam kelancaran pelaksanaan Musda ini, baik terutama pada sidang pleno dan sidang-sidang kepengurusan baru,” jelas Daeng Bakir.
Menurutnya, Pra Musda ini juga dilakukan agar dalam pelaksanaan Musda tidak membutuhkan waktu yang panjang, sehingga pada saat Musda ini berlangsung para peserta tidak lagi merumuskan hal yang baru karena sudah disiapkan sebelumnya.
Baca Juga:
Rusia Ingin Adopsi Pola Pengkaderan Ulama MUI Bogor
“Para peserta hanya menambahkan beberapa hal yang perlu ditambahkan saat Musda ini berlangsung,” ujarnya.
Lebih lanjut Daeng Bakir menambahkan, semestinya Musda ini sudah dilaksanakan tahun lalu (2021-red) namun karena adanya Covid-19 maka pelaksanaan Musda MUI ke VIII ini baru bisa dilaksanakan pada tahun ini sesuai dengan hasil Musda MUI Provinsi NTT yang mengamanatkan agar seluruh Kabupaten segera melaksanakan Re-organisasinya.
Daeng mengatakan, Re-organisasi ini dilaksanakan dengan pendekatan-pendekatan dan konsep MUI yang terkini dalam program-program kerjanya sesuai dengan tema yang diambil yakni
“Peningkatan Peran MUI Dan Mewujudkan Moderasi Bergama”.
Ia mengatakan, Moderasi beragama ini dimaksudkan agar Agama itu tidak harus dimoderatkan. Agama itu adalah Kemaslahatan Internal dan antar umat beragama dan juga kemaslahatan kita di daerah Sikka ini, tuturnya.
MUI sebagai corong dan fasilitator umat Islam lanjut Daeng betul-betul membawah umat Islam ke jalan yang benar bukan ke jalan yang sesat. Sehingga, tokoh-tokoh MUI yang akan terpilih menjadi Pengurus yang baru nanti menjadi representasi umat Islam menuju kerahmatan yang alamiah untuk kebaikan bagi semua umat, pungkasnya.
Sementara itu di saat yang sama, Ketua Bidang Hubungan Antar Umat Beragama MUI Provinsi NTT, Muhammad Marhaban mengapresiasi pelaksanaan Musda VIII MUI Sikka ini. Ia mengakui bahwa sejauh yang diamatinya, kegiatan berjalan sangat luar biasa dinamikanya.
“Para peserta yang hadir sangat luar biasa dalam memberikan masukan-masukan terkait dengan program kerja yang disiapkan oleh panitia. Karena itu, saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada peserta rapat pada saat ini,” ungkap mantan Kepala Kantor Agama Kabupaten Alor ini.
Ia berharap Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Sikka dapat menghasilkan figure-figur yang luar biasa. Menurutnya, bagaimanapun Majelis Ulama itu harus bersinergi dengan pemerintah karena Majelis Ulama ini adalah perpanjangan tangan dari umat Islam dan juga pemerintah.
Itu artinya, lanjut dia Majelis Ulama membawa aspirasi umat Islam kepada pemerintah dan juga sebaliknya membawa aspirasi pemerintah kepada umat Islam, sehingga MUI itu ibarat Kue Bika yang meskipun dibakar api dari atas dan bawah tetapi tidak pernah hangus, tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, pelaksanaan Musda VIII MUI Kabupaten Sikka masih berlangsung dan belum memasuki Proses Pemilihan Ketua Umum MUI Sikka, sehingga belum diketahui siapa yang bakal menjadi Ketua Umumnya. [dny]