Sikka, WahanaNews-NTT.co | Asosiasi Persatuan Sepakbola Kabupaten Sikka (Askab PSSI Sikka) menggelar kursus wasit sepakbola Lisensi C-III Nasional kepada 40 orang peserta.
Kegiatan ini akan berlangsung selama 6 (enam) hari ke depan terhitung sejak tanggal 10 hingga 16 Oktober 2023 bertempat di Hotel Permata Sari Maumere.
Baca Juga:
Satu Lagi Mantan Finalis Dibikin "Tumbang", PS Nangahure Rebut Tiket Final
Ketua panitia penyelengara, Gustaf Romeo dalam laporan pembukaan kegiatan, menjelaskan bahwa pelaksanaan kursus Wasit C-III Nasional tersebut merupakan implementasi dari program kerja Askab PSSI Sikka periode 2021-2025.
Ketua Panitia, Gustav Romeo.
Kursus wasit ini kata Romeo, tertuang dalam Surat Keputusan Nomor: 001/Askab Sikka-Proker/IV/2021 tentang Peningkatan Sumber Daya Wasit.
Baca Juga:
Lolos Semifinal, Metro Muda dan Schalke Cetak Rekor
Romeo yang juga adalah wasit Asprov NTT ini mengatakan, implementasi dari kegiatan tersebut sejatinya menciptakan wasit-wasit yang profesional dan juga dapat berdaya guna dalam menjawab tantangan akan keterbatasan wasit yang ada di daerah, khususnya di internal Komite Wasit dalam beberapa tahun terakhir.
Lebih lanjut Romeo menuturkan, dalam pertandingan sepakbola banyak melibatkan komponen penting yang tidak bisa ditinggalkan. Salah satunya adalah wasit.
Para Peserta Kursus Wasit Lisensi C-III.
Menurut dia, wasit adalah pengendali permainan sepakbola. Artinya lanjut dia, wasit dalam memimpin sebuah pertandingan dapat mengendali permainan agar menarik dan lancar namun tetap sesuai dengan peraturan permainan dan peraturan pertandingan.
Masih dalam laporannya, Romeo kemudian mengingatkan kepada para peserta kursus agar menjadi wasit yang tidak bertuan kepada salah satu tim untuk memenangkan pertandingan dan tim lainnya harus kalah dikarenakan tidak bisa memenuhi permintaan bayaran.
Menurut dia, tujuan wasit adalah memimpin pertandingan agar berjalan aman dan lancar sembari membuat kedua tim merasa puas dengan kepemimpinan wasit setelah berakhirnya pertandingan. Itu saja dan disitulah letak kepuasan batin yang didapatkan oleh seorang wasit.
Saat yang sama, Sekretaris KONI Kabupaten Sikka Marten Luter Adji dalam arahannya menyebutkan bahwa sesungguhnya menjadi wasit itu gampang-gampang sulit.
Menurut Marten Adji, hal penting yang harus dilakukan untuk menjadi wasit yang profesional adalah pertama, hilangkan pikiran untuk membela tim tertentu; kedua, jangan mau dibayar, harus menjaga harkat dan martabat diri; ketiga, terus mengasah kemampuan dengan banyak membaca tentang aturan yang diupdate dan selanjutnya berani mengambil keputusan yang tepat dan benar.
Untuk itu, selaku Sekretaris KONI, Marthen Adji menyampaikan terima kasih kepada Pengurus Askab PSSI Sikka yang telah menyelenggarakan kursus wasit Lisensi C-III Nasional tersebut.
Sementara itu, Ketua Askab PSSI Sikka Cherry Newar dalam sambutannya mengatakan, wasit menjadi salah satu komponen yang sangat penting dalam sebuah pertandingan. Tanpa wasit sebuah pertandingan tidak akan bisa dilaksanakan.
Ketua Askab PSSI Sikka, Cherry Newar.
Cherry Newar menuturkan, pertandingan yang berkualitas harus juga ditunjukkan dengan kepemimpinan wasit yang berkualitas. “Jadi kualitas pertandingan itu ada pada perangkat wasit,” sebut Cherry Newar.
Kepada para peserta Cherry Newar mengingatkan untuk menjaga integritas jika sudah lulus menjadi wasit, karena menurut dia selain bisa menentukan kualitas sebuah pertandingan, wasit juga bisa menciptakan bencana dalam pertandingan.
Untuk itu ia berharap agar para peserta kursus ini bisa mengikuti kegiatan hingga selesai dan pada akhirnya mendapatkan Lisensi sebagai wasit sembari menyampaikan agar ilmu yang akan diperoleh selama kursus tersebut nantinya bisa diterapkan dengan baik.
Informasi yang diterima WahanaNews-NTT.co, 40 peserta kursus wasit Lisensi C-III Nasional ini bukan hanya datang dari Sikka namun juga diikuti oleh peserta dari Kabupaten lain, dengan rincian: Sikka 13 orang, Nagekeo 3 orang, Ngada 4 orang, Manggarai 2 orang, Manggarai Timur 2 orang, Manggarai Barat 1 orang, Flores Timur 7 orang, Lembata 5 orang, Sumba Timur 1 orang dan Sumba Barat Daya 1 orang. [frs]