Pendekatan ini kata Dia, tidak hanya mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA, tetapi juga menghasilkan produk bernilai ekonomi, seperti pakan ternak dan pupuk organik, yang dapat mendukung penghidupan masyarakat setempat.
Di sisi lain, ketersediaan dan pemanfaatan air bersih menjadi isu strategis yang krusial, terutama di wilayah-wilayah yang bergantung pada aliran air pegunungan.
Baca Juga:
Front Dingin Picu Bencana Salju dan Banjir di Australia Timur, Ratusan Kendaraan Terjebak
Teknologi mikrohidro, yang memanfaatkan potensi aliran air skala kecil untuk menghasilkan energi terbarukan dan mendukung sistem distribusi air, merupakan solusi adaptif yang sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dan penguatan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim, jelas Menteri Hanif.
Melihat potensi sumber daya alam lokal yang melimpah serta semangat masyarakat adat di Ngada dalam menjaga kelestarian lingkungan, diperlukan upaya sistematis untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan memperkenalkan inovasi teknologi tepat guna yang sesuai dengan karakteristik wilayah dan kebutuhan komunitas.
Lebih lanjut Menteri Hanif menuturkan, kegiatan peningkatan kapasitas ini juga menjadi bagian dari strategi nasional untuk memperkuat peran masyarakat dalam aksi iklim di tingkat tapak, serta mendukung target-target pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim yang inklusif.
Baca Juga:
Indonesia Terancam Kehilangan Peluang Investasi karena Minim Energi Hijau
Membangun Pengetahuan dan Jejaring Lintas Pihak
Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Diseminasi Teknologi Tepat Guna Perubahan Iklim di Kabupaten Ngada menjadi penting untuk membangun pengetahuan, keterampilan, dan jejaring kolaborasi lintas pihak—baik pemerintah daerah, komunitas, akademisi, maupun pelaku usaha lokal—guna mendorong implementasi praktik-praktik pengelolaan sampah dan air secara berkelanjutan berbasis kearifan lokal dan inovasi teknologi.