Menurut pendapat banyak pakar, pekerjaan yang berbasis pemikiran dan analisis akan bertahan, tetapi pekerjaan yang berbasis standar operasional akan hilang akan digantikan dengan intelektual Artificial, terang dia.
Kata Sabinus, dunia Pendidikan saat ini menghadapi beberapa fenomena baru yang harus dijawab. Fenomena pertama, Evolutionary hangover, yaitu kenyataan dimana laju pendidikan kalah cepat dari perubahan kehidupan dan dunia kerja.
Baca Juga:
583 Mahasiswa UNIPA Wisuda, Sabinus Nabu: Babak Baru Dalam Kehidupan Para Lulusan
Fenomena kedua, Fundamental Changes in the Economy, Jobs and Businesses, yaitu perubahan-perubahan mendasar dalam ekonomi, kerja, dan bisnis yang menuntut dan melahirkan konsep baru dalam bidang ekonomi yang disebut “Knowledge based economy” (popular dengan sebutan ekonomi kreatif).
Fenomena ketiga, New and Different Skill Demands, yakni adanya tuntutan terhadap kecakapan baru dan berbeda dari masa-masa sebelumnya.
What We Need to Do Now? (Apa yang akan kita lakukan sekarang?) Untuk menjawab tantangan di atas, kebijakan pendidikan tinggi wajib memperhatikan 3 kata kunci, yaitu:
Baca Juga:
Lantik Geri Gobang Jadi Rektor UNIPA, Sabinus Nabu: Pemimpin Harus Berani Melakukan Self Distruption
Competition, pendidikan kita harus mampu bersaing baik secara nasional, regional, maupun global.
Compatibility, bahwa SDM yang dihasilkan bisa cocok, selaras (tidak timpang) dengan SDM bangsa-bangsa lain di dunia.
Multiletercy atau Multiliterasi, bahwa Pergurun Tinggi mesti membelajarkan banyak kecakapan kepada peserta didik, tutup Sabinus Nabu. [frs]