WahanaNews-NTT | Reses merupakan instrumen bagi setiap anggota DPR/DPRD untuk menyerap aspirasi rakyat dalam konteks politik Anggaran, Legislasi dan Pengawasan DPR. Karena itu Reses bersifat wajib hukumnya bagi setiap anggota DPR/DPRD di setiap daerah pemilihannya (dapil) guna menyerap aspirasi rakyat dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan APBN/APBD sesuai UU APBN dan Perda APBD.
Reses bukanlah ajang jalan-jalan anggota DPR/DPRD, melainkan sebagai implementasi terhadap fungsi dan kewenangan konstitusional di bidang Anggaran, Legislasi dan Pengawasan, baik dalam bentuk pendidikan politik terhadap rakyat maupun dalam bentuk pengawasan dan koreksi terhadap perilaku Gubernur, Bupati/Walikota) di dapil masing-masing anggota DPR.
Baca Juga:
2 Tahun Tunggak, Pemda Sikka Cabut Persetujuan Sewa Lahan Tugu Tsunami
Dengan demikian segala macam kritik anggota DPR/DPRD, terhadap Kepala Daerah selalu berkaitan dengan fungsi pengawasan DPR/DPRD terhadap kebijakan pembangunan, pelaksanaan UU, pelaksanaan APBN/ APBD, terhadap fungsi Legislasi, dan fungsi Anggaran, termasuk soal Pinjaman Daerah dan pengelolaannya karena dananya bersumber dari APBN.
ROBI IDONG BERTEMU MELKI MEKENG
Testimoni sejumlah pihak mengungkap bagaimana upaya Robi Idong bertemu Anggota Komisi XI DPR Melki Mekeng pada 8/3/2021 di Nangameting, Sikka Maumere, yang kemudian membuat Pinjaman Daerah mendapat titik terang, yaitu disetujui PT. SMI yang sekaligus menyelematkan posisi Devisit Anggaran Pemda Sikka pada tahun 2020-2021.
Baca Juga:
Soal Pembangunan Menara Lonceng, Niat Jahat Robi Idong Diungkap Kadis Kominfo Sikka
Pada tanggal 8/3/2021, pkl 21.00 WITA, di Nangameting ada 2 kejadian penting, terkait Pinjaman Daerah yang saat itu stagnan, yaitu: "Robi Idong batalkan keberangkatannya ke Jakarta" (meski sudah siap berangkat) demi bertemu anggota Komisi XI DPR RI Melki Mekeng; dan Melki Mekeng dengan sikap negarawan bersedia menerima dan bertemu Robi Idong.
Pada posisi dimana Robi Idong sedang galau, kalut dan gamang untuk bertemu Melki Mekeng, karena konon hubungan pribadi dengan Melki Mekeng sedang tidak harmonis, tapi Robi Idong dengan tebal muka, nekad dan dengan segala cara berusaha untuk bisa bertemu Melki Mekeng guna memuluskan Pinjaman Daerah, karena beberapa pejabat Jakarta yang dimintai bantuan untuk Pinjaman Daerah, sudah gagal.
Di sinilah sikap negarawan Melki Mekeng, tetap mengedepankan kepentingan umum (Rakyat Sikka), kepentingan pembangunan di Sikka dan mengabaikan perasaan pribadi untuk menerima Robi Idong demi membantu Pinjaman Daerah untuk Sikka yang saat itu sudah 2 tahun stagnan, sedangkan kondisi Pemda Sikka berada dalam posisi devisit anggaran.