NTT.WahanaNews.co-Ngada| Wakil Bupati Ngada, Bernadinus Dhey Ngebu yang akrab disapa Berni Dhey menyebutkan, Wolobobo Ngada Festival (WNF) telah menjadi panggung promosi Ngada kepada publik yang lebih luas sehingga menjadi wajah baru pariwisata di Kabupaten Ngada.
Hal ini disampaikan Berni Dhey dalam sambutan penutupan pergelaran WNF (Festival Wolobobo), Sabtu (9/8/2025) di Art Centre Bajawa.
Baca Juga:
Meriahkan Festival Wolobobo, Wabup Ngada “Nekad” Tracking dari Kampung Adat Wogo Tembus Pasar Napu Bheto
Menurut Berni, Festival Wolobobo yang telah dilaksanakan selama 3 (tiga) hari ini, bukan hanya menjadi ruang selebrasi tetapi telah menjadi ruang strategis untuk mempromosikan produk unggulan Ngada yakni, kopi, tenun dan bambu serta warisan budaya lokal lainnya.
Ia mengungkapkan bahwa, Festival Wolobobo telah menjadi identitas daerah dan bagian penting dari ekosistem ekonomi kreatif dan pariwisata berkelanjutan Kabupaten Ngada bukan sekedar agenda tahunan.
Baca Juga:
Jadi Desa Edu-Eco Wisata, Berni Dhey: Wogo Disiapkan Jadi Model Wisata Berbasis Edukasi, Ekologi, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kita patut bersyukur karena festival ini telah menjadi panggung yang mempertemukan warisan budaya, kreativitas dan potensi lokal Ngada dengan publik yang lebih luas, ujarnya.
Berni menilai penyelenggaraan Festival ini belum sempurna. Dia mengatakan setiap kegiatan besar tentu menyisakan ruang untuk evaluasi dan perbaikan.
Kepada panitia penyelenggara agar selalu membuka diri untuk menerima setiap masukan, kritik, dan catatan konstruktif dari berbagai pihak sebagai bekal untuk berbenah di masa depan, pungkasnya.
Lebih lanjut Berni mengatakan, masih diperlukan peningkatan kualitas kurasi acara, penguatan SDM kreatif, tata kelola event hingga promosi digital yang lebih masif dan berdampak.
Festival ini kata dia, harus juga mampu menggerakkan sektor riil, memberikan dampak nyata bagi UMKM, pelaku wisata dan masyarakat luas.
Berni mengingatkan, Wolobobo Ngada Festival ini akan terus dikembangkan dengan memperkuat komitmen bersama, sehingga bukan sekedar agenda tahunan, tetapi sebagai identitas budaya, motor penggerak ekonomi kreatif, dan wajah baru pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Ngada.
“Mari kita terus merawat dan kembangkan Festival ini bersama-sama dengan semangat kolaborasi, kebersaman dan inovasi,” pungkas Berni
Lebih lanjut, Ia berpesan kepada generasi muda bukan sekedar menonton, tetapi harus menjadi penulis babak baru kebudayaan Ngada.
Sebab menurut Berni Dhey, ditangan generasi muda, nilai-nilai warisan leluhur seperti tenun, bambu, kopi, ritus adat, bahasa, dan seni budaya lokal, tidak hanya akan hidup tetapi akan berkembang dan relevan dalam zaman yang terus berubah.
“Jangan pernah merasa bahwa budaya adalah sesuatu yang kuno. Budaya adalah akar yang menguatkan identitas kita sekaligus sayap untuk terbang menjelajahi dunia,” ungkapnya.
Berni menuturkan, ditengah dunia yang serba digital ini generasi muda punya kekuatan yang luar biasa sembari meminta kepada generasi muda agae selalu memanfaatkan Art Centre sebagai ruang kreatif dengan sentuhan teknologi dan semangat kolaboratif untuk:
Menghidupkan kembali tradisi dengan cara baru
Mengubah potensi lokal menjadi karya global, dan
Menjadikan budaya sebagai sumber inspirasi, bukan sekedar nostalgia
Generasi muda mestinya bisa menghidupkan dan memperjungkan kekayaan Ngada dengan caranya sendiri bukan saja hanya mewarisi “ Ngada butuh kalian,” ketus Berni Dhey.
Dengan kekayaan budaya dan kearifan lokal, Ngada menunggu tangan-tangan muda yang berani, cerdas dan penuh cinta.
“Mari terus berkarya, mencipta dan menjaga jati diri. Jangan hanya bangga menjadi orang Ngada. Tunjukan bahwa menjadi orang Ngada adalah keunggulan,” pungkasnya. [frs]