Menurut Bupati Sikka, data menunjukkan bahwa penyalahgunaan media masih tinggi di Indonesia. Hal ini mungkin disebabkan karena masih kurangnya bimbingan dimana semua orang masih memiliki kebebasan yang begitu luas, sehingga munculah kebohongan-kebohongan atau hoaks yang masih tinggi di semua lini kehidupan.
Oleh karena itu, bagi Bupati Robi kegiatan workshop ini sangat bermanfaat sembari berharap agar semua peserta bisa mengikutinya secara penuh hingga selesai yang tentunya juga akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Baca Juga:
Pemkab Tabalong Raih Nilai Tertinggi Smart City dengan Skor Indeks 3,38
Bupati Sikka didampingi Ketua Tim Penggerak PKK, Ny. Maria Cahyani Idong (hitam) dalam sesi foto bersama pemateri.
Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika), Semuel Abrijani Pangerapan dalam sambutannya mengatakan, pesatnya perkembangan teknologi yang semakin terpacu dengan adanya pandemic Covid-19 telah mendorong kita untuk berinteraksi dan melakukan berbagai kegiatan aktivitas di ruang digital.
Baca Juga:
Sekda Jawa Tengah Minta ASN Kuasai Literasi Digital untuk Tingkatkan Pelayanan Masyarakat
Kehadiran teknologi digital sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang kian mempertegas bahwa kita sedang berada di era percepatan transformasi digital.
Menurut semuel, penggunaan teknologi digital terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu lanjut dia, peningkatan ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni, agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak dan tepat guna.
“Survey nasional literasi digital yang kami lakukan tahun lalu menemukan bahwa saat ini indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada angka 3,49, yang artinya masih kategori sedang, belum mencapai kategori baik,” jelas Semuel.