Tak hanya itu, menurut tukang yang ditemui media ini, pembangunan proyek 8 ruang tersebut sudah 25 persen. "batako yang digunakan di duga batako yang sudah 2 atau 3 tahun sehingga kita angkat harus hati-hati kalau tidak hati-hati hancur, dan saya tukang bangunan sudah puluhan tahun dan punya sertifikat jadi saya bisa bedakan batu yang kualitasnya bagus." ungkap tukang tersebut.
Lanjutnya mengatakan, seandainya ada pemeriksaan dari dinas atau DPRD Kabupeten Rote Ndao, pihaknya selaku tukang siap memberikan informasi tentang pekerjaan yang sudah kerjakan tersebut.
Baca Juga:
Usai Ditandatangani, Pemkab Karo Serahkan Aset Pembangunan SPAM ke Direktur PDAM Tirta Malem
Informasi yang diterima WahanaNews-NTT.co dari narasumber yang tak mau namanya disebutkan ini mengaku dirinya mendapat pengaduan dari para tukang bahwa, proyek swakelola Anggaran DAK tahun 2023 pada SMAN 2 Lobalain ini tidak sesuai gambar.
Mirisnya, gambar yang diserahkan oleh penyelanggara (pihak sekolah) tidak ditandatangani dan dicap, bahkan ketika itu diprotes oleh para tukang pihak sekolah langsung merubah gambarnya. "maka dengan itu kami masyarakat selaku orang tua siswa menduga ada permainan di proyek tersebut." ungkapnya menambahkan.
Seperti diketahui, proyek swakelola fisik pada SMAN 2 Lobalain tersebut dikerjakan langsung oleh pihak sekolah sebagai pelaksana.
Baca Juga:
Pengamanan Pilkada 2024, Bupati Samosir dan Kapolres Tandatangani NPHD
Pantauan Media ini, diduga Sirtu yang dipakai untuk urukan tidak mengantongi ijin galian C.
Di sela itu juga Media mencoba mengkonfirmasi Panitia Pelaksana, Jefri Ndun di Lokasi Proyek SMAN 2 Lobalain.
Jefri mengatakan, gambar berubah-ubah itu karena sudah konsultasi ke dinas P dan K Provinsi NTT, jadi dari Dinas yang suruh ubah.