“Kalau UKM selama ini memang kita belum dampingi khusus. Setelah kami dapat mitra UKM AKU SIKKA dibawah pimpinan ibu Serly dan menyampaikan niatnya untuk mendampingi anggota Pintu Air secara volunteer (suka rela/tidak dibayar), maka niat itu pun disambut baik,” ungkap Jano sembari mengatakan itulah hebatnya mereka (AKU SIKKA-Red).
Ditanya terkait perkembangan dua sektor riil yang dikelolah oleh Kopdit Pintu Air sendiri yakni Garam dan Minyak Goreng, Ketua Kopdit Pintu Air ini pun mengakui bahwa, sebenarnya pihaknya sendiri tidak memiliki tambak garam, namun diperoleh dari hasil pembelian.
Baca Juga:
Pawai Takbir Keliling Madina Semarakkan Hari Raya Idul Adha
Meskipun begitu Jano menuturkan bahwa saat ini pihaknya telah memiliki lahan sendiri untuk tambak garam yang lokasinya ada di Nusa Kutu. Dengan demikian, kedepan pihaknya sudah memiliki stok garam sendiri, selain itu bisa juga dibeli dari masyarakat petani garam. “sejauh ini dalam musim hujan stok garam habis, sehingga pasarnya pun ikut habis,” ungkapnya mengakui.
Salah satu kelompok UKM di Sikka ketika memamerkan hasil karya mereka dalam Semarak HUT 28 Kopdit Pintu Air (Foto: Frans Dhena)
Baca Juga:
Pemkab Ketapang Minta Perusahaan Sawit Patuhi Kewajiban Lahan Kebun Kas Desa
Selanjutnya, terkait minyak goreng dengan label Pintu Air, Yakobus Jano mengatakan bahwa untuk sementara dihentikan karena adanya kesalahan dalam melakukan pembelian bahan mentah, dimana kualitasnya tidak diukur terlebih dahulu sehingga menimbulkan aroma yang kurang bagus ketika sudah diolah menjadi minyak goreng.
Dengan demikian, untuk menjaga kualitasnya maka ujar Jano menyampaikan bahwa minyak goreng pintu air untuk sementara dihentikan selama kurang lebih enam bulan kedepan, sembari memastikan bahwa minyak goreng Pintu Air sudah berkualitas pasca penghentian tersebut.
Dalam kesempatan tersebut Yakobus Jano juga menampik tidak adanya masalah dalam manajemen unit usaha pengolahan minyak goreng namun hanya karena kualitas minyak gorengnya saja yang kurang baik. Tetapi kata Jano mengakui bahwa dari hasil minyak goreng yang kurang baik itu, pihaknya telah mengalihkannya menjadi kemasan lain dalam bentuk Sabun Herbal yang masih dengan label Pintu Air.