WahanaNews-NTT | Fraksi Persatuan Indonesia (Perindo) DPRD Kabupaten Sikka menilai bahwa filosofi, ROMA datang masalah selesai, belum balance dengan kondisi saat ini dimana, banyak program dan kegiatan yang bersumber dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terancam mangkrak, termasuk salah satunya adalah Pembangunan Rumah Sakit Pratama Doreng.
Hal ini disampaikan Ketua Fraksi Perindo Sikka, Herlindis da Rato dalam Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Pemerintah akhir tahun 2022 saat sidang paripurna, Selasa (21/03/2023).
Baca Juga:
Polda Sulut Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-96 dengan Upacara Dipimpin Kapolda
Dalam pemandangan umum tersebut, Fraksi Perindo menyampaikan, berdasarkan hasil monitoring terhadap realisasi program pembangunan yang bersumber dari dana pinjaman daerah (PEN) masih sebagian besar belum mencapai 100%.
Fraksi menemukan ada beberapa lokus kegiatan progresnya baru mencapai 40%, seperti Rumah Sakit Pratama Doreng dan Pekerjaan Jaringan Air Minum di Baokrenget Desa Egon Gahar.
Dan sesuai hasil pengamatan Fraksi, diduga bahwa pekerjaan Rumah Sakit Pratama Doreng terancam mangkrak, karena pekerjaan bangunan utama baru mencapai 40%, sedangkan ada beberapa item pekerjaan yang lain masih nol persen, dari 8 item pekerjaan yang direncanakan.
Baca Juga:
Dugaan Curi Arus di Pembangunan Rest Area Tol Medan-Binjai, Muslim Muis Minta Menteri BUMN untuk Mencopot Kepala PLN
Oleh karena itu, Fraksi Partai Perindo menegaskan dan mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan pekerjaan tersebut sebelum akhir masa jabatan Paket ROMA.
Menurut Fraksi, hal ini agar balance dengan filosofi Paket ROMA yaitu “ROMA Datang Masalah Selesai” dan ROMA bisa mengatasi masalah tanpa masalah, tetapi akhirnya akan berbanding terbalik dan bukan tidak mungkin lagi bahwa ROMA pergi meninggalkan berbagai masalah yaitu terancam mangkraknya berbagai program kegiatan terutama dari alokasi dana PEN.
Selain menyoroti Pembangunan Rumah Sakit Pratama Doreng, Fraksi Perindo juga menyoroti Indeks SARPRAS yang dilaporkan pada tahun 2022 ditargetkan sebesar 1,26% tidak sesuai dengan output yang ada, karena sesuai dengan pengamatan Fraksi, Puskesmas Rawat Inap di Feondari belum memiliki Laboratorium, belum mempunyai gedung Rawat Jalan serta belum memiliki ruang tunggu pasien.