WahanaNews-NTT| Menjadi pemimpin ditengah krisis, apalagi krisis global harus memiliki inovasi dan berani melakukan terobosan baru.
Demikian halnya yang dilakukan oleh Bupati Ngada, Andreas Paru yang berani mengambil langkah untuk melakukan pinjaman daerah dalam rangka mewujudkan pembangunan di Kabupaten Ngada yang dikenal dengan tagline TANTE NELA PARIS (Tani, Ternak, Nelayan dan Pariwisata).
Baca Juga:
PM Kabur, Presiden Bangladesh Bebaskan Pemimpin Oposisi Khaleda Zia
Meski dirinya menilai bahwa Ia adalah seorang Bupati yang “SIAL” namun hal itu tidak membuatnya gentar dalam melakukan inovasi dan mengambil terobosan. Bagi Andreas Paru, politik tidak akan mengubah karakternya sebagai Polri.
“Saya mau katakan bahwa saya ini adalah Bupati ‘SIAL” begitu mimpi langsung Covid. Tapi bagi saya pemimpin sejati itu adalah pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah,” ungkap Ande Paru saat bertatap muka dengan Tim Pemenangan Calon Anggota DPR RI dari Partai Golkar Maria Yasinta Maku Djawa di Maumere, Senin (01/05/2023).
Menurut Andreas Paru, membangun daerah dalam situasi yang normal-normal saja semua pasti bisa. Namun jika itu terjadi dalam situasi yang tidak normal lalu kemudian kita bisa menyelesaikan dan keluar dari persolan itu, maka itulah seorang pemimpin sejati.
Baca Juga:
Pemimpin Kota Sibolga Membimbing Pegawai Menuju Sukses
Untuk itu lanjut Andreas Paru mengatakan, ditengah situasi sulit seperti ini maka dirinya memutuskan untuk melakukan pinjaman daerah. Langkah beraninya ini pun sempat membuat gesekan (ribut-red) dengan DPRD Kabupaten Ngada.
Bagi Andreas Paru sebagai Bupati, keputusannya untuk melakukan terobosan melalui pinjaman daerah adalah untuk mempercepat proses pembangunan menuju kesejahteran masyarakat Kabupaten Ngada di tengah situasi krisis yang melanda dunia karena Covid-19. “Hanya dengan pinjaman daerah semua persoalan bisa kita atasi sedikit demi sedikit,” ujarnya menambahkan sembari memberikan ilustrasi bagaimana dirinya berniat melakukan pinjaman daerah.
Lebih lanjut tutur Andreas Paru mengakui, Kabupaten Ngada memiliki banyak potensi yang luar biasa. Namun ketika fiskal daerah terbatas dan pemimpin tidak bisa melakukan terobosan, tidak bisa berinovasi dan tidak berani mengeksekusi, maka tidak akan ada percepatan pembangunan bahkan tidak akan ada akselerasi.
“Oleh karena itu di Ngada saya katakan, kita punya potensi. Laut kita luas, kita punya pertanian, perkebunan kita oke, masyarakat kita rajin. Kenapa kita tidak pake pinjam. Akhirnya pinjamlah Rp 100 miliar,” ketus Andreas Paru.
Fokus Pada Program TANTE NELA PARIS
Lebih lanjut Andreas Paru yang juga Ketua DPD Golkar Kabupaten Ngada mengatakan bahwa, pinjaman daerah tersebut difokuskan pada program TANTE NELA PARIS yang merupakan tagline kepemimpinannya bersama Wakil Bupati Raymundus Bena.
Di bidang pertanian, pihaknya mengadakan 50 unit traktor yang langsung beroperasi di kebun-kebun dalam rangka mekanisasi pertanian di lahan-lahan yang masih belum diolah atau dianggap kering.
Dirinya mengakui bahwa secara keseluruhan Kabupaten Ngada memiliki lahan pertanian seluas kurang lebih 75 ribu hektar lahan kering. Namun yang sudah diolah masih sekitar 25 ribu, masih ada sekitar 50 ribu lagi yang belum diolah dengan baik, karena tidak memiliki tenaga produktif.
Selain itu, pemberdayaan nelayan. Kabupaten Ngada dengan laut yang begitu luas namun nelayannya belum diberdayakan. Para nelayan kata Andreas Paru, menangkap dengan cara-cara yang masih manual, belum memiliki kapal-kapal tangkap yang layak.
Sehingga untuk tahap pertama pihaknya telah mengadakan 19 unit kapal berkapasitas 4 GT dan akan dilanjutkan dengan ukuran dibawahnya yang dilengkapi dengan rumpon dan alat pancing. Bantuan ini difokuskan kepada masyarakat nelayan yang berada di wilayah empat Kecamatan, imbuhnya. [frs]