"Saya disuruh telanjang bulat lalu dipukul kiri kanan, ditendang. Saya sempat jatuh, tetapi saat bangun dipukul dan ditendang. Saya jatuh beberapa kali. Kepala saya diinjak. Saya sempat minta ampun, tetapi tidak dipedulikan. Saat saya dipukul itu ada orang tuanya (I), neneknya dan omnya,”ujar Andre.
Tak sampai disitu saja, oknum anggota Lanal itu bahkan memberikan Andre sebotol besar balsem gosok dan menyuruh Andre untuk menggosok kemaluannya sendiri dengan balsem hingga Andre meringis kesakitan.“Pas saya telanjang, mereka bawa datang balsem gosok lalu suruh saya gosok balsem itu ke kemaluan saya sampai balsem habis,” ujar Andre.
Baca Juga:
Semarak Danlanal Cup I, Pemain Diarak Ala Carnaval dengan Prajurit Penunggang Kuda dan Drumband
Usai disiksa, oknum anggota Lanal itu lalu menyuruh Andre untuk membersihkan ceceran darah di lantai akibat penganiayaan. Andre kemudian mengambil bajunya hendak melap darah dilantai. Namun salah seorang oknum anggota Lanal menyuruh Andre untuk melap darah di lantai tersebut dengan mulutnya sendiri.
"Pas saya lap darah pakai baju, salah satu anggota Lanal itu suruh saya lap pakai saya punya bibir. Saya tunduk kemudian lap darah saya di lantai dengan mulut," tandas Andre.
Setelah itu, oknum anggota Lanal yang berseragam lengkap itu kemudian pulang. Sedangkan 2 oknum anggota Lanal yang berpakaian preman tetap berada di rumah (I). Tak lama berselang datang lagi seorang anggota Lanal lainnya dengan berseragam lengkap. Ketiganya kemudian mengantar pulang Andre ke rumah orang tuanya di Waturia pada Minggu (28/05/2023) dini hari sekitar pukul 01.00 Wita.
Baca Juga:
Aksi Bersih Sampah di Kali Wairotang, Sambut HUT TNI AL ke-78
Setibanya di rumah Andre di Waturia, salah seorang Oknum Anggota TNI AL yang berseragam lengkap itu kemudian menyampaikan kepada Ayah Andre yang bernama Gregorius bahwa mereka sudah bina Andre dan kasusnya sudah selesai malam ini.
"Kami tidak tau semua. Tiba-tiba ada bunyi motor masuk baru saya kaget ada anggota TNI datang berseragam lengkap muat Andre, satu orang berseragam lengkap, dua orang berpakaian preman dan satunya lagi kami tidak tau. Mereka datang duduk, lalu satu anggota TNI Yang berseragam lengkap itu bilang ke saya bahwa kami sudah bina dia, mereka dua sudah tidak ada hubungan apa-apa mulai malam ini," ungkap Gregorius saat diwawancarai awak media di kediamannya di Waturia.
Sementara itu, secara terpisah, Komandan TNI AL Lanal Maumere, Kolonel Laut (P) Ady Dharmawan, S.I.P, dikonfirmasi media, Minggu (28/03/2023) di Mako Lanal Maumere membenarkan keterlibatan anggotanya dalam peristiwa penganiayaan tersebut.