Karena itu di Indonesia masalah anemia pada Ibu Hamil masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevelensinya lebih dari prevelensi WHO yakni 20%, tambah dia.
Lebih lanjut kata Herlemus, data Ibu Hamil di Kabupaten Sikka menunjukkan penurunan yang masih signifikan. Data 2020 sebesar 11,8%, 2021 sebesar 9,6% dan data Bulan Januari hingga Agustus 2022 sebesar 4,5%.
Baca Juga:
Peringati HKN ke-60, Pj Bupati Sikka Ajak Nakes Siap Hadapi Tantangan dengan Kompetensi
Hal tersebut merupakan dampak lanjut dari tingginya prevelensi anemia pada remaja putri di Indonesia yaitu sekitar 25% dan wanita usia subur sebesar 17%. Sementara hasil anemi besi remaja putri di Kabupaten Sikka sebesar 14,8%.
Keadaan ini lanjut Herlemus menuturkan, merupakan akibat dari asupan zat besi dari makanan yang baru memenuhi sekitar 40% dari angka kecukupan gizi nasional pada Puslitbang Gizi.
Dalam laporannya tersebut Kadis Kesehatan Sikka ini juga menyampaikan, kegiatan Aksi Bergizi ini dilaksanakan dengan Empat Intervensi utama, yakni:
Baca Juga:
Bupati Sikka : Pemerintah Kabupaten Sikka Menjamin Pemenuhan Hak-Hak Dasar Masyarakat
1) Mempromosikan pentingnya upaya pencegahan anemi pada remaja puteri.
2) Meningkatkan status gizi pada remaja puteri dalam upaya mencegah dan menanggulangi anemia.
3) Meningkatkan status gizi dan mencegah anemia pada remaja puteri sehingga dapat memutus mata rantai terjadinya stunting.