WahanaNews-NTT | Dalam upaya peningkatan cakupan tablet tambah darah pada remaja putri (Rematri) di Kabupaten Sikka, Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Dinas Kesehatan menggelar Launching Aksi Bergizi di Sekolah yang berpusat di SMAS Katholik Santo Johanes Paulus II Maumere, Sabtu (01/10/2022).
Launching Aksi Bergizi di sekolah ini ditandai dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) kepada sekitar 18.195 Remaja Putri tingkat SMP dan SMA di Kabupaten Sikka.
Baca Juga:
Peringati HKN ke-60, Pj Bupati Sikka Ajak Nakes Siap Hadapi Tantangan dengan Kompetensi
Selain berpusat di SMAS Katholik Jhon Paul II Maumere, Aksi yang sama juga dilakukan dengan menyasar SMP dan SMA di 25 Puskesmas dalam wilayah Kabupaten Sikka.
Dalam laporannya selaku ketua panitia pelaksana kegiatan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus mengatakan bahwa Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) ini konsentrasinya adalah pada Remaja Putri (Rematri), karena Remaja Putri merupakan Tabernakel Generasi Muda.
“Konsentrasinya pada Remaja Putri. Kita bisa mengurus semua orang, tapi saat kita mengurus satu orang putri itu artinya kita mengurus satu generasi,” sebut Herlemus.
Baca Juga:
Bupati Sikka : Pemerintah Kabupaten Sikka Menjamin Pemenuhan Hak-Hak Dasar Masyarakat
Menurut Herlemus, walaupun pemberian TTD pada remaja putri sudah dilakukan namun prevalensi anemia masih cukup tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kurangnya kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi TTD.
Hasil Riskesdes tahun 2013 lanjut Helemus, prevelensi anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%. Prevalensi anemia ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata prevelensi anemia di negara-negara maju.
Karena itu di Indonesia masalah anemia pada Ibu Hamil masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevelensinya lebih dari prevelensi WHO yakni 20%, tambah dia.
Lebih lanjut kata Herlemus, data Ibu Hamil di Kabupaten Sikka menunjukkan penurunan yang masih signifikan. Data 2020 sebesar 11,8%, 2021 sebesar 9,6% dan data Bulan Januari hingga Agustus 2022 sebesar 4,5%.
Hal tersebut merupakan dampak lanjut dari tingginya prevelensi anemia pada remaja putri di Indonesia yaitu sekitar 25% dan wanita usia subur sebesar 17%. Sementara hasil anemi besi remaja putri di Kabupaten Sikka sebesar 14,8%.
Keadaan ini lanjut Herlemus menuturkan, merupakan akibat dari asupan zat besi dari makanan yang baru memenuhi sekitar 40% dari angka kecukupan gizi nasional pada Puslitbang Gizi.
Dalam laporannya tersebut Kadis Kesehatan Sikka ini juga menyampaikan, kegiatan Aksi Bergizi ini dilaksanakan dengan Empat Intervensi utama, yakni:
1) Mempromosikan pentingnya upaya pencegahan anemi pada remaja puteri.
2) Meningkatkan status gizi pada remaja puteri dalam upaya mencegah dan menanggulangi anemia.
3) Meningkatkan status gizi dan mencegah anemia pada remaja puteri sehingga dapat memutus mata rantai terjadinya stunting.
4) Meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh sebagai bekal dalam mempersiapkan generasi yang sehat, berkualitas dan produktif dengan sarapan dan minum TTD bersama di sekolah setiap minggu. [frs]