“Pacuan Kuda adalah kebanggaan kita bersama, dan kehadirannya mampu membawa daya tarik tersendiri serta pemersatu berbagai elemen masyarakat,” ujar Berni Dhey, Rabu (27/8/25) di lapangan pacuan kuda Turewuda, Desa Seso, Kecamatan Soa.
Berni menambahkan, dalam tradisi masyarakat Ngada, memelihara kuda adalah simbol kehormatan dan tanggung jawab.
Baca Juga:
PORDASI Umumkan Jadwal Kejurnas Pacuan Kuda Seri II di Sultan Agung
Kuda dipelihara dengan penuh perhatian, dirawat dengan kasih sayang, dan dilatih secara khusus untuk mengikuti perlombaan, tukasnya.
Pemilik kuda ujar Berni, tidak hanya berperan sebagai peternak, tetapi juga penjaga warisan budaya yang kaya makna.
Dalam sambutanya Berni Dhey juga memberikan apresiasi kepada Pordasi Ngada dan seluruh panitia yang telah bekerja keras menyelenggarakan kegiatan dengan penuh dedikasi dan semangat.
Baca Juga:
Tutup Pacuan Kuda, Ray Bena Beri Kejutan Bagi Joki dan Pemilik Lapak
“Terimakasih atas konsistensinya dalam menjadikan pacuan kuda sebagai bagian penting dari identitas daerah kita,” ungkapnya.
Apresiasi yang sama juga disampaikan kepada para pemilik kuda dan peserta lomba.
Kepada para pemilik kuda, Berni menyatakan, mereka bukan saja sekedar hobi namun lebih dari itu, telah menjaga tradisi dalam merawat serta melatih kuda-kuda peliharaanya menjadi kuda pacu.