Ngada-NTT.WahanaNews.co| Wakil Bupati Ngada, Bernadinus Dhey Ngebu menyatakan di Kabupaten Ngada dan wilayah NTT pada umumnya, pacuan kuda adalah bagian dari identitas budaya, tradisi dan kebanggaan masyarakat.
Tumbuh dari akar kehidupan masyarakat pedesaan, kuda bukan hanya menjadi alat transportasi atau hewan ternak, tetapi sahabat setia dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan budaya.
Baca Juga:
Meriahkan Festival Wolobobo, Wabup Ngada “Nekad” Tracking dari Kampung Adat Wogo Tembus Pasar Napu Bheto
Untuk diketahui, lomba pacuan kuda di Ngada sempat hilang beberapa tahun belakangan.
Namun kini olahraga yang boleh dibilang cukup bergengsi ini kembali digelar Pemda Ngada bertajuk Piala Bupati Ngada.
Tentu saja lomba ini sudah dinantikan oleh para pencinta pacuan kuda di Kabupaten Ngada.
Baca Juga:
Karnaval Budaya Nusantara, Awali Festival Wolobobo 2025
Dalam sambutannya ketika membuka lomba tersebut, Wakil Bupati Ngada, Bernadinus “Berni” Dhey Ngebu mengungkapkan, lomba ini bukan sekedar ajang kompetisi olahraga.
Menurut Berni, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya melestarikan upaya dan tradisi berkuda yang sudah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat Ngada.
“Pacuan Kuda adalah kebanggaan kita bersama, dan kehadirannya mampu membawa daya tarik tersendiri serta pemersatu berbagai elemen masyarakat,” ujar Berni Dhey, Rabu (27/8/25) di lapangan pacuan kuda Turewuda, Desa Seso, Kecamatan Soa.
Berni menambahkan, dalam tradisi masyarakat Ngada, memelihara kuda adalah simbol kehormatan dan tanggung jawab.
Kuda dipelihara dengan penuh perhatian, dirawat dengan kasih sayang, dan dilatih secara khusus untuk mengikuti perlombaan, tukasnya.
Pemilik kuda ujar Berni, tidak hanya berperan sebagai peternak, tetapi juga penjaga warisan budaya yang kaya makna.
Dalam sambutanya Berni Dhey juga memberikan apresiasi kepada Pordasi Ngada dan seluruh panitia yang telah bekerja keras menyelenggarakan kegiatan dengan penuh dedikasi dan semangat.
“Terimakasih atas konsistensinya dalam menjadikan pacuan kuda sebagai bagian penting dari identitas daerah kita,” ungkapnya.
Apresiasi yang sama juga disampaikan kepada para pemilik kuda dan peserta lomba.
Kepada para pemilik kuda, Berni menyatakan, mereka bukan saja sekedar hobi namun lebih dari itu, telah menjaga tradisi dalam merawat serta melatih kuda-kuda peliharaanya menjadi kuda pacu.
Selanjutnya, kepada para peserta lomba, Berni mengucapkan selamat bertanding sembari mengingatkan untuk tetap menjaga sportivitas, semangat juang dan menunjukkan kemampuan terbaik dalam setiap pacuan.
“Jadikan momentum ini sebagai wadah untuk mempererat persaudaraan dan membangun semangat kebersamaan antar pencinta olahraga berkuda,” pungkasnya.
Berni Dhey berharap, lomba pacuan kuda yang berlangsung dari tanggal 27 Agustus hingga 3 September 2025 nanti dapat berjalan dengan aman, lancar dan sukses, sekaligus membawa manfaat bagi peningkatan ekonomi seluruh masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPRD Ngada, Yosef Filius “Joys” Jawa dalam sambutannya ketika mewakili lembaga DPRD.
Joys Jawa.
Kata Joys, secara pribadi sebagai pimpinan DPRD, Ia mengaku bahwa dirinya terbebani dengan urusan olahraga khususnya sepak bola dan kuda.
Menurut dia, harus disampaikan apa adanya bahwa dana pembinaan KONI yang ada di Dinas PORA tersedot banyak untuk urusan kuda dan sepak bola. “Tidak menjadi soal itu,” tegas Joys.
Karena lanjut dia, olahraga berkuda bukan saja fokus pada pacuan, tetapi masih banyak lagi kriteria perlombaan berkuda.
Joys mengungkapkan, cukup lama kegiatan pacuan kuda ini sudah tidak diselenggarakan lagi di wilayah Desa Seso. Seharusnya ini menjadi evaluasi atas semua yang sudah terjadi dimasa lalu.
Terkait dengan lokasi yang menjadi tempat lomba atau arena sirkuit pacuan kuda yang saat ini sedang berlangsung, Joys meminta kepada PORDASI Ngada dan kepala desa untuk berdiskusi jika bisa dipermanenkan maka selaku pimpinan DPRD pasti mendukung.
“Nanti bapa desa dengan PORDASI bicarakan baik-baik kalau memang bisa kita permanenkan untuk menjadi lapangan pacuan kuda, kenapa tidak,” tandas Joys sembari meminta untuk menamba luasan pacunya.
Dinilai cukup beresiko, Ia pun berharap kepada Pemda Ngada untuk mengasuransikan para JOKI di BPJS Kesehatan. [frs]