Andreas Paru mengaku bahwa Ia dan Raymundus menjadi korban Pilkada serentak yang mana keduanya hanya menjalani tiga tahun 10 bulan kepemimpinan dari periodisasi yang seharusnya lima tahun.
“Harapan kita bagaimana program Tante Nela Paris bisa terjawab, karena tidak mungkin dalam waktu yang begitu singkat,” jelasnya.
Baca Juga:
PDIP Sebut Pramono Jalan Tengah Kubu Ahok dan Anies di Pilgub 2017
Sementara itu, Ketua Partai Gerindra Ngada, Raymundus Bena belum memberi kepastian terkait keberlanjutan kepemimpinannya bersama Andreas Paru, karena, ia masih harus menunggu arahan dari pengurus pusat Gerindra.
“Saya tentu tidak mendahului, karena kepemimpinan ini berjenjang. Apakah nanti disurvei atau seperti apa,” tandasnya.
Namun, Raymundus Bena menyebut bahwa peluang untuk bisa bersanding lagi bersama Andreas Paru sangat terbuka lebar. Hal yang mendasar adalah kata dia, posisi Gerindra yang sebelumnya non kursi di DPRD, kini meraih lima kursi.
Baca Juga:
Tak Akomodir Calon Terpilih dengan Suara Terbanyak jadi Pimpinan DPRD, Ketua DPD Golkar Ngada Dinilai "Bohongi" Pendukungnya
Atas raihan kursi DPRD itu, Raymundus Bena pun berterima kasih kepada seluruh masyarakat Ngada di setiap dapil karena sudah mengutus wakil-wakil rakyat terbaik dari Partai Gerindra. [frs]