Respon KAJ sebagai penjabaran Arah Dasar Pastoral 2016-2021 melalui Perencanaan Strategis (Renstra) terlihat melalui soft framing “Amalkan Pancasila - Kita Bhinneka Kita Indonesia, “Makin Adil Makin Beradab”, Adil Bangsa Sejahtera” dan lainnya. Persuasi soft dilakukan melalui kotbah, surat gembala, katekese, talk show, juga persuasi Uskup Suharyo melalui lagu Rayuan Pulau Kelapa yang viral di Youtube dan Tiktok. Diplomasi simbol terlihat melalui pengibaran bendera Merah Putih di halaman dan altar gereja Katolik se-KAJ, pemancangan lambang Burung Garuda di halaman Gereja, Rosario Merah Putih juga patung Maria Bunda Segala Suku dengan ornamen gugus kepulauan Indonesia pada mahkota, lambang Garuda Padi dada serta kerudung Merah Putih. KAJ juga memperlihatkan gerakan soft dengan tidak menyerang negara melainkan berkoalisi dengan negara dan masyarakat sipil plural, Salah satu wujud koalisi yang monumental adalah adalah Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. Terowingan Siaturahmi lahir dari ide bersama Imam Besar K.H Nazaruddin Umar dengan Uskup Suharyo serta Romo Romo Katedral. Pemerintahan Joko Widodo merespon ide ini dengan menggelontorkan dana APBN senilai 37,3 M.
Disertasi yang dipertahankan di hadapan tujuh penguji ini mendapatkan apresiasi. Penguji eksternal, sosiolog Sanata Dharma lulusan Oxford yang juga Provincial SJ Indonesia, Romo Benedictus Hari Jualiawan, SJ mengapresiasi temuan akademik ini dan berharap agar soft movement yang digagas Romo Doktor Wilfrid Valiance dapat direplikasi dan diterapkan sebagai cara baru gerakan sosial di keuskupan-keuskupan di Indonesia dan konteks gerakan sosial lainnya. [frs]
Baca Juga:
Akper Lela Berubah Status, Romo Fidel: STIKES Hadir Menjawabi Ketimpangan Akses Pendidikan Kesehatan
Penulis : Arnoldus Laka.Welin, S.Sos