Baca Juga:
Akper Lela Berubah Status, Romo Fidel: STIKES Hadir Menjawabi Ketimpangan Akses Pendidikan Kesehatan
NTT.WahanaNews.co, Sikka | Romo Wilfrid Valiance, Pr, menjadi imam projo Keuskupan Maumere pertama yang meraih gelar doktor usai mempertahankan disertasi dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor di Kampus Universitas Indonesia, Depok pada tanggal 9 Januari 2023.
Romo Wilfrid Valiance yang menyelesaikan Intercultural Studies di Amerika Serikat tahun 2019, menggarap disertasi berjudul “Soft Movement Kebangsaan: Gerakan Sosial Politik Keuskupan Agung Jakarta,” dengan promotor Prof. Dr. Iwan Gardono Sudjatmiko dan Kopromotor Prof. Francisia Saveria, Sika Ery Seda, M.A., Ph. D. Disertasi ini merupakan jawaban atas pertanyaan dan pergulatannya tentang karya pastoral yang belum dikelola sebagai gerakan sosial. “Saya memeriksa hasil Sinode dan Arah Dasar Pastoral di beberapa keuskupan seperti Maumere, Denpasar, Semarang, Jakarta dan lainnya. Hampir semua merumuskan problem pastoral yang yang sama, tetapi baru di Keuskupan Agung Jakarta, pada era Ignatius Kardinal Suharyo, saya menemukan hasil-hasil sinode dan Arah Dasar Pastoral dikelola sebagai gerakan sosial.”
Soft movement, menurut doktor sosiologi yang meyelesaikan Master di Universitas Indonesia tahun 2016 ini, hampir tidak ditemukan dalam literatur gerakan sosial. Melalui disertasi yang digarapnya ia memperkenalkan kebaruan (novelty) teoritik. Studi-studi gerakan sosial, menurutnya, paling umum membahas hard movement, yaitu gerakan sosial melalui kritik terbuka, protes, demonstrasi dan aksi jalanan. Gereja Katolik di negara-negara mayoritas Katolik pun umumnya menempuh hard movement, seperti gerakan yang diinsipirasi Teologi Pembebasan di Amerika Latin atau People Power di Filipna
Baca Juga:
Pasangan Dan Keluarga Salah Satu Benteng Pertama Dalam Pencegahan Korupsi di Kabupaten Karo
Studi-studi terbaru lebih membahas soft pressure, bukan soft movement. Contohnya soft pressure melalui hastag dan tagar Instagram atau Twitter. Bentuk lain adalah soft pressure oleh top leader kharismatik. Contohnya soft pressure yang dilakukan Gandhi di India atau soft pressure Katolik melalui peran papacy Paus Yohanes XXIII, Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI yang berpeengaruh terhadap perkembangan komunisme, politik, demokrasi dan budaya dunia
Mengisi kekosongan ini, Romo Wilfrid mengkonstruksi teori soft movement dengan mensintesiskan teori soft power Steven Lukes (2005) dengan empat teori pendukung yaitu teori framing (Snow dan Benford, 1995), teori tindakan komunikatif (Habermas, 1984), teori diplomasi sipil (Kjulavkovski, 2017) dan teori tindakan kolektif (Tily, 1978).
Dengan teori soft movement, Romo Wilfrid yang pernah berkarya sebagai Sekretaris Pusat Pastoral Keuskupan Maumere (2006-2013), menganalisis fenomena gerakan sosial pastoral yang terjadi di Keuskupan Agung Jakarta. Menurutnya, KAJ cukup berhasil mempraktekkan soft movement dalam merespon krisis nasionalisme yang dicirikan oleh persoalan politik akomodasi mayoritas-minoritas, politisasi identitas, banalitas politik, ekstrimisme dan vandalisme.