WahanaNews-Labuanbajo | Pengamat pariwisata, Taufan Rahmadi punya beberapa saran terkait polemik tiket Taman Nasional (TN) Komodo. Dia menyarankan untuk menunda kebijakan tersebut, serta melakukan pembenahan.
Pemprov NTT, bersama KLHK dan Balai TN Komodo resmi menetapkan biaya kontribusi konservasi Rp 3,75 juta per wisatawan yang berkunjung ke TN Komodo. Biaya itu berlaku untuk setahun, belum termasuk sewa kapal dan akomodasi.
Baca Juga:
Wisman Ramai-ramai Booking ke Labuan Bajo Usai Pembatalan Tarif Rp 3,7 Juta
Gejolak pun timbul. Para pelaku pariwisata di Labuan Bajo menolak dengan keras. Mereka bahkan melakukan aksi mogok selama sebulan, terhitung sejak ditetapkannya kebijakan itu pada Senin (1/8) kemarin.
Pengamat pariwisata Taufan Rahmadi menilai, baik aksi mogok maupun sengkarut harga tiket masuk ke Taman Nasional Komodo itu akan citra Labuan Bajo dan TN Komodo jadi buruk di mata wisatawan.
"Citra destinasi berkaitan dengan apa yang dirasakan oleh wisatawan selama berwisata. Oleh karena itu sangat penting untuk menghadirkan citra destinasi yang positif, bukan negatif seperti terjadinya polemik kebijakan tiket yang terjadi saat ini yang berujung pada aksi mogok sebulan para pelaku pariwisata di Labuan Bajo," kata Taufan dalam keterangannya.
Baca Juga:
Lain Lubuk lain Ikannya, Gubernur Bali Jamin Status Perkawinan saat Check In Hotel Tak Diperiksa
"Tunda dan kaji ulang dulu kebijakan terkait kenaikan tiket, berlakukan masa transisi guna memperkuat sosialisasi dan penguatan edukasi melalui program-program Community Based Tourism di setiap lapisan masyarakat di Labuan Bajo," saran Taufan.
Taufan juga berpendapat, saat ini adalah saat yang tepat untuk melakukan pembenahan fasilitas untuk wisatawan di TN Komodo.
"Lakukan pembenahan fasilitas di destinasi, mulai dari atraksi, akses, amenitas, activity, ambience, attitude dan akselerasi yang memberikan aturan dan SOP yang jelas yang menjadi win-win solution bagi semua pihak," imbuhnya.