"Pada prinsipnya semua hotel dan restoran yang ada di Labuan Bajo siap menggunakan produk lokal selama teman-teman pelaku UMKM berkomitmen untuk memproduksi produknya secara berkelanjutan dan memenuhi standar yang diberikan hotel dan restoran," ungkap Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina.
Dalam rangka pelaksanaan Program Penguatan Rantai Pasok Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Pemberdayaan Produk UMKM Ekraf di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, pelaku UMKM lokal dan pihak hotel berdiskusi untuk bertukar informasi tentang produk, sehingga kedua belah pihak dapat saling mengetahui kebutuhan dan mengidentifikasi prospek yang dapat dilakukan ke depan.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Hal itu dilakukan dalam Rapat Pra Temu Bisnis Penguatan Rantai Pasok di DPSP Labuan Bajo secara hybrid di La Prima Hotel Labuan Bajo, Sabtu (2/4/2022).
Pada kesempatan itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Manggarai Barat Chrispin Mesima mengatakan penguatan rantai pasok merupakan salah satu isu strategis karena mencakup misi pertama Manggarai Barat yakni mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan inklusif sebagai penggerak ekonomi.
Dari hasil survei Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, tercatat rata-rata kebutuhan beras per tahun dari 59 hotel di Manggarai Barat adalah 109 ton.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Dari jumlah itu, sebanyak 67 ton dipasok dari luar wilayah Manggarai Barat.
Fakta itu, kata dia, mengindikasikan masih adanya peluang besar untuk mengisi kebutuhan tersebut dari pasokan lokal.
"Kondisi ini juga bisa memberikan gambaran produk ekraf sudah bisa memenuhi standar kriteria kebutuhan yang disyaratkan hotel atau tidak. Ini adalah tugas kita bersama," kata dia. [rda]