WahanaNews-Labuanbajo | Rantai pasok di Labuan Bajo diperkuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) agar mendorong keberlanjutan produk ekonomi kreatif.
"Melalui penguatan rantai pasok ini, kiranya dapat meningkatkan daya saing dan daya kualitas dari produk yang ada di Labuan Bajo. Harapannya 90 persen pasokan produk ekraf di Labuan Bajo berasal dari produk lokal," kata Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Henky Manurung dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, NTT, melansir Antara, Rabu, (6/4).
Baca Juga:
Daftar 10 Bank Terbesar Dunia 2024, Ada Dominasi Asia dan China di Puncak
Kemenparekraf melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) telah melakukan berbagai inisiatif mendorong terbentuknya pemanfaatan produk lokal pada ekosistem parekraf Labuan Bajo sejak 2020.
BPOLBF memberikan pelatihan terintegrasi, kampanye serta program temu bisnis bagi masyarakat dan UMKM setempat.
Pada 2022, program ini dikembangkan dengan skala besar dan diharapkan menjadi tonggak kemandirian produk lokal NTT.
Baca Juga:
Pertama dalam Sejarah, 1.556 Pasangan Kandidat Bertarung di 545 Daerah
BPOLBF kini tengah mendorong para pelaku UMKM dengan berbagai program untuk menyesuaikan standar produk dengan standar hotel dan restoran.
BPOLBF telah mengidentifikasi kebutuhan untuk difasilitasi pada berbagai kegiatan di Labuan Bajo.
Selain produk parekraf, sektor parekraf yang inklusif dikatakan berhasil jika sektor ini juga bisa terhubung menjadi pasar sektor primer pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan di Labuan Bajo sehingga memberikan kesejahteraan dan nilai tambah bagi masyarakat.
"Pada prinsipnya semua hotel dan restoran yang ada di Labuan Bajo siap menggunakan produk lokal selama teman-teman pelaku UMKM berkomitmen untuk memproduksi produknya secara berkelanjutan dan memenuhi standar yang diberikan hotel dan restoran," ungkap Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina.
Dalam rangka pelaksanaan Program Penguatan Rantai Pasok Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Pemberdayaan Produk UMKM Ekraf di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, pelaku UMKM lokal dan pihak hotel berdiskusi untuk bertukar informasi tentang produk, sehingga kedua belah pihak dapat saling mengetahui kebutuhan dan mengidentifikasi prospek yang dapat dilakukan ke depan.
Hal itu dilakukan dalam Rapat Pra Temu Bisnis Penguatan Rantai Pasok di DPSP Labuan Bajo secara hybrid di La Prima Hotel Labuan Bajo, Sabtu (2/4/2022).
Pada kesempatan itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Manggarai Barat Chrispin Mesima mengatakan penguatan rantai pasok merupakan salah satu isu strategis karena mencakup misi pertama Manggarai Barat yakni mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan inklusif sebagai penggerak ekonomi.
Dari hasil survei Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, tercatat rata-rata kebutuhan beras per tahun dari 59 hotel di Manggarai Barat adalah 109 ton.
Dari jumlah itu, sebanyak 67 ton dipasok dari luar wilayah Manggarai Barat.
Fakta itu, kata dia, mengindikasikan masih adanya peluang besar untuk mengisi kebutuhan tersebut dari pasokan lokal.
"Kondisi ini juga bisa memberikan gambaran produk ekraf sudah bisa memenuhi standar kriteria kebutuhan yang disyaratkan hotel atau tidak. Ini adalah tugas kita bersama," kata dia. [rda]