Sosialisasi ini, menurut Glory, sekaligus merespon paradigma dan trend baru pariwisata pasca pandemi, dimana terjadi pergeseran tren wisata, yang mengarah pada wisata berbasis experience dan perjalanan domestik atau low mobility, low touch, less crowded, dan hygiene.
“Wisatawan akan memprioritaskan destinasi dan akomodasi yang mereka anggap aman, tujuan wisatawan bergeser dari popular dan ramai ke produk outdoor dan kebugaran, dengan 2 jenis atraksi, yaitu alam dan budaya,” jelas Glory lagi.
Baca Juga:
Kota Kediri Terpilih Jadi Proyek Percontohan Festival Olahraga Masyarakat Desa Wisata 2024
Terdampak Pandemi Covid-19
Sementara itu, Pius Baut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten Manggarai Barat, NTT saat membuka acara mengatakan, pariwisata menjadi sektor usaha yang paling terdampak karena pandemi Covid-19 lalu.
Adanya kegiatan ini kembali menyadarkan dan memotivasi agar masyarakat di sekitar Labuan Bajo menatap ke depan.
Baca Juga:
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar Ingatkan Pentingnya Pembangunan Desa Wisata Berkelanjutan
"Apa yang bisa dibuat untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata,” tuturnya.
Saat ini menurut Pius, jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo sudah sama dengan sebelum masa pandemi.
"Bedanya sebelum pandemi wisatawan yang berkunjung 90 persen adalah wisatawan asing, sekarang jumlah wisatawan domestik sudah jauh lebih banyak. Pasca dibukanya kembali sektor pariwisata di sini, tercatat sudah 35 ribu wisatawan sudah datang ke Labuan Bajo,” jelas Pius.