Hal ini lanjut Anje, selaras dengan kebijakan Kemendikbud-Ristek tentang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dimana Universitas Nusa Nipa menggaris-bawahi, Mahasiswa belajar bukan hanya untuk meraih nilai IPK yang menjadi standar umum Perguruan Tinggi, melainkan terutama untuk hidup (Non scholae sed vitae discimus).
Bahwa yang lebih penting adalah bagaimana ilmu-ilmu yang diperoleh mahasiswa dijadikan modal paling utama untuk kehidupannya kelak; Ilmu tersebut menjadi sandaran utama dalam mengembangkan entrepreneurship, ujarnya.
Baca Juga:
Pemimpin Perubahan, Membawa Universitas Papua ke Puncak Prestasi
Lebih lanjut jelas Anje, banyak orang sukses sebagai pekerja atau pengusaha, tidak hanya karena memiliki nilai IPK yang tinggi, melainkan juga karena memiliki knowledge, skills, dan psikomotorik sebagai capaian dari proses belajar, disertai karakter ulet, daya juang, komitmen yang teguh dan fokus untuk terus maju.
Dikatakan Anje, Universitas Nusa Nipa termasuk dalam kelompok Perguruan Tinggi terdepan di NTT dalam mengimplementasikan MBKM, antara lain UNIPA memenangkan hibah bersaing program Kampus Mengajar secara Nasional tahun 2021-2023 sebanyak 128 mahasiswa dan 81 dosen, Program Pertukaran Mahasiswa diraih oleh 7 mahasiswa dan dosen, Program Kewirausahaan diraih oleh 19 mahasiswa dan dosen, terang dia.
Baca Juga:
Prof Wanggai di Mata Mahasiswa Faperta Uncen
Ia menambahkan, Merdeka Belajar adalah visi baru untuk melahirkan lulusan yang memiliki agility, ketangkasan, mampu beradaptasi secara cepat, tepat dan akurat pada situasi VUCA (volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity) yang penuh guncangan perubahan disertai ketidakpastian dan situasi disrupsi yang semakin kompleks. Dengan demikian, UNIPA diharapkan dapat melahirkan lulusan yang berdaya saing.
Universitas Nusa Nipa ujar Anje, sedang dalam jalur cepat untuk mencapai visinya, aktif berkiprah di tingkat Nasional sebagai PT berkualitas, berkarakter dan unggul. Banyak hal yang diperhatikan, termasuk Inovasi terus menerus dalam Tridarma Perguruan Tinggi, sesuai kemajuan Era Digital.
Anje menjelaskan, Inovasi adalah strategi utama untuk bertahan dan beradaptasi. UNIPA menerapkan student centered learning sesuai paradigma pembelajaran abad 21. UNIPA mendorong budaya belajar berbasis Literasi Data, Literasi Teknologi, serta Literasi Manusia yang mencakup aspek humanities, komunikasi dan desain.