“Aura itu sudah ada. Misalnya anak tidak lagi beli buku, guru yang harus menyusun buku yang namanya UKBM (Unit Kegiatan Belajar Mandiri) yang sampai sekarang modul ajar itu dikembangkan sejak 2016. Buku yang ada hanya dijadikan sebagai sumber,” beber Marselina.
Dikatakan bahwa, Pemerintah Provinsi menamakan Bhaktyarsa sebagai Laboratorium Pendidikan. Itu karena kata Marselina, Lembaga Pendidikan yang dipimpinnya ini menjadi rumah tempat belajar bagi banyak sekolah di NTT, mulai dari SD hingga SMA/SMK.
Baca Juga:
Tidak Bawa Buku Paket, Guru Diduga Tampar Siswi 9 Tahun
”Kita hanya melakukan saja, bahwa orientasi pada peserta didik bukan pada regulasi atau pada diri guru. Anak harus dilayani sesuai dengan dia punya proses, dan hal ini tidak mudah bagi kami. Dibutuhkan pengorbanan, kreatif, merendah dan bersahabat bersama anak sesuai dengan keunikannya masing-masing,” tutur Marselina.
Akhirnya, anak menjadi segala-segalanya dan terbukti mereka semua hebat, tergantung pada metode dari sekolah atau keluarga-keluarga untuk memberikan atmosfer dengan tanpa menghakimi anak, tutup Marselina. [frs]