Dalam sambutannya itu, Maria bahkan mengungkapkan kemungkinan pihaknya akan segera mendapatkan Surat Keputusan (SK). “semoga tanggal 2 Mei ini kami sudah mendapatkan SK,” ujarnya diplomatis.
Maria Ringgi juga memastikan bahwa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Lela ini membuka tiga Program Studi yakni S1 Keperawatan melanjutkan yang saat ini, dan S1 Fisioterapi serta Informatika Medis yang merupakan 2 (dua) Program Studi pertama dan satu-satunya yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga:
Sah..!! Akper St. Elisabeth Lela Berubah Status Jadi STIKES
Menurut dia, S1 Fisioterapi masih sangat langka di NTT. Maria bahkan membeberkan datanya dengan menyebutkan bahwa jumlah tenaga medis Fisioterapi yang ada di Flores berjumlah 22 orang, sedangkan S1 Fisioterapi berjumlah 4 (empat) orang, dan itu pun hanya ada di Kabupaten Sikka.
Mahasiswa Akper St. Elisabeth Lela selaku Ketua Tim Survei Mawas Diri (SMD), Fransa (berdiri), saat memimpin Pra SMD di aula Kantor Camat Tanawawo.
Para Mahasiswa KKN-PKM Akper St. Elusabeth Lela.
Baca Juga:
Peringatan Hari Donor Darah Sedunia di Paluta: Aksi Donor Darah dan Deklarasi 'SIGER' oleh Mahasiswa STIKES
“Dari data yang saya ambil saat visitasi, jumlah tenaga fisioterapi dari semua Kabupaten yang ada di Flores paling tinggi hanya 22 orang, itu ada di Kabupaten Sikka dan S1 Fisioterapi hanya 4 orang, yang lainnya masih dengan Diploma (D3).” sebut Maria Ringgi.
Ini masih sangat langka, sebab lanjut Maria Ringgi, tenaga fisioterapi masih sangat banyak dibutuhkan jika melihat kondisi kesehatan yang dialami masyarakat saat ini, salah satunya STROKE. “kalau di rumah sakit mungkin hanya butuh waktu 3 hari, tapi ketika dia butuh waktu 1, 2 atau bahkan 5 tahun yang dibutuhkan adalah tenaga fisioterapi. Jadi ini satu-satunya program studi baru yang ada di NTT,” ketus dia.