Menurut dia, masyarakat harus bisa menikmati manfaat pinjaman daerah karena mereka juga yang menanggung beban hutang dengan membayar puluhan miliaran rupiah sepanjang enam tahun kedepan.
Lebih lanjut tegas Son Botu, menjadi catatan buruk jika masyarakat hanya mendengarkan angka uang saja, melihat jaringan pipa terpasang, bak-bak air berukuran besar dan tinggi menjulang mempertontonkan konspirasi konyol pemerintah dan kontraktor dihadapan masyarakat, namun tidak memberikan dampak pemulihan ekonomi bagi daerah.
Baca Juga:
Bela Polisi NTT yang Bongkar Mafia BBM, Inilah Profil Politikus Rahayu Saraswati
Pemerintah mestinya malu kepada rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi jika hanya mampu menyajikan proyek-proyek tanpa kualitas dan bahkan tanpa manfaat dengan dibumbui mangkrak di sana-sini, pungkas Son Botu.
Son Botu menuturkan, kalau sudah begini jelas rencana proyek ini hanya mampu memberi keuntungan bagi pihak-pihak tertentu.
Sampai disini lanjut dia, Fraksi Gerindra sungguh-sungguh mempertanyakan sejauh mana komitmen kita menggenapi pemenuhan hak-hak dasar masyarakat menuju Sikka Bahagia yang tersisa 7 bulan lagi.
Baca Juga:
Prabowo Umumkan Kabinet Pemerintahan Minggu Malam Usai Dinner dengan Kepala Negara
Demikian juga pekerjaan jalan. Tidak hanya sekedar mengeruk tanah, menabur aspal diatas tanah sehingga warnanya menjadi lebih hitam dari jalan tanah meskipun lanjut Son Botu, tekstur permukaan jalan serta kualitas tidak ada bedanya.
Terkait pekerjaan jalan ini kata Son Botu menambahkan, Fraksi Gerindra merekomendasikan agar ruas jalan Bola-Hale, Nita-Riit dan beberapa ruas lainnya yang rendah kualitasnya harus dikerjakan ulang sebelum hasil kerja tersebut diserahkan ke pemerintah.
Selanjutnya ruas jalan Magepanda – Kisa dan ruas lingkar luar Kota Maumere, Fraksi Gerindra belum mendapat penjelasan benar-benar terang benderang.